Ketika kita merasa stres, tubuh akan mengirimkan sinyal mengenai bagaimana tekanan yang kita alami berpengaruh secara fisik dan mental.
Seperti halnya manusia gua di zaman purba yang berhadapan dengan singa, stres juga akan memicu respon "lawan atau tinggalkan" yang akan berpengaruh pada sistem saraf dan hormon. Manusia gua yang stres terbukti punya daya tahan hidup lebih tinggi.
Ketika respon "lawan atau tinggalkan" itu muncul, kita akan mengalami detak jantung meningkat, tangan sedikit berkeringat, mata lebih lebar, dan kita menjadi lebih sigap. Dengan perubahan tersebut, kita pun seolah merasa bisa berlari lebih cepat atau menghindar dari sesuatu. Stres memang membuat kita lebih gesit, lebih kuat, dan berpikir cepat.
Salah satu manfaat stres yang mungkin Anda ingat adalah peningkatan daya ingat. Hormon yang dikeluarkan saat stres memang membuat kita lebih fokus dan mudah mengingat. Stres juga menyehatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kita lebih kuat melawan infeksi.
Tetapi yang harus diingat, stres yang menyehatkan itu hanyalah stres dalam jumlah moderat. Jika stres terlalu banyak dan dalam waktu lama, efeknya akan sebaliknya. Kita menjadi gampang sakit, susah mengingat, berat badan bertambah, dan masih banyak lagi. Ini akibat tubuh kita terlalu lama dibanjiri hormon stres.
Salah satu cara mengendalikan stres adalah dengan mengenali penyebab stres (stressor). Apakah stressor tersebut kita sendiri yang menyebabkan atau faktor dari luar diri? Karakter dan kepribadian seseorang juga berpengaruh dalam menentukan apakah kejadian yang dialami akan disikapi dengan ketegangan atau santai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.