Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2014, 08:12 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber SELF

KOMPAS.com - Jangan pernah meremehkan kekuatan wanita untuk lari maraton. Studi baru dalam Medicine & Science in Sport & Exercise menemukan, rata-rata wanita lebih mampu untuk menjaga kecepatan berlarinya pada paruh terakhir maraton, yang membuat mereka berlari lebih stabil daripada pria.

Peneliti menganalisis pada sekitar 91.929 pelari dalam 14 perlombaan maraton. Dari seluruh pelari itu, 42 persennya adalah wanita. Peneliti mengungkapkan, wanita lebih baik dalam menjaga kecepatan berlari dibandingkan pria yang dinilai terlalu cepat saat baru mulai berlari.

Meski untuk memenangkan lomba, kecepatan yang stabil saja umumnya belum cukup. Dibutuhkan pula catatan waktu yang lebih singkat daripada peserta lain. Namun paling tidak, pelari yang kecepatan berlarinya stabil cenderung untuk tidak mengurangi kecepatannya selama berlari. Hal itu dapat menjadi strategi yang baik, paling tidak untuk pelari maraton pemula.

Lebih lanjut, pria menunjukkan penurunan kecepatan setelah paruh pertama lari maraton. Peneliti mencatat, kecepatan pria di paruh terakhir lari maraton rata-rata menurun 30 persen daripada di paruh pertama. Bahkan penurunan ini tidak hanya terjadi pada pelari maraton pemula, tetapi juga pada mereka yang sudah berpengalaman.

Sandra Hunter, profesor ilmu olahraga di Marquette University dan penulis senior dari studi ini, wanita cenderung membakar lebih banyak lemak, sementara pria lebih banyak membakar karbohidrat untuk bahan bakar berolahraga. Hasilnya, pria lebih banyak kehabisan energi lebih awal daripada wanita.

Pria juga biasanya memulai lari lebih cepat dan berharap mampu mempertahankan kecepatannya, Meski ini bukanlah hal yang buruk, namun strategi mempertahankan kecepetan bagaimanapun tetaplah penting untuk lari maraton. Seperti halnya berpergian dengan kendaraan, pelari juga perlu mempertimbangkan bahan bakar yang tersedia supaya cukup hingga mencapai tujuan.

Sebaliknya, mempertahanan kecepatan saja mungkin juga bukan strategi yang terbaik bila pada akhirnya seseorang jadi berlari lebih lambat daripada kapasitasnya yang sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau