Dua TKI asal Madiun dan Kediri itu kemungkinan menderita sakit malaria. "Sudah negatif hasilnya. Kemungkinan malaria, katanya dia pernah malaria," kata Nila.
Nila menjelaskan, gejala ebola diantaranya panas tinggi, diare, dan muntah-muntah. Meski demikian, ia mengimbau semua pihak tetap waspada. Pencegahan masuknya virus yang telah menyebabkan 5.000 orang meninggal di Afrika sudah dilakukan sebelum para TKI berangkat ke Indonesia dan ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
"Kita cegah di kantor karantina pelabuhan. Jadi kalau orang-orang yang datang dari daerah endemis mereka di situ sebetulnya sudah diperiksa dua minggu," terang Nila.
Sebelumnya, kedua TKI yang sakit menjalani perawatan di ruang isolasi karena khawatir terpapar ebola. Sampel darah kedua TKI juga diperiksa oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. Sampel darah kemudian langsung diperiksa di laboratorium dengan biological safety cabinet BSC-3 dan laboratorium biosafety level BSL 3.
Pemeriksaan sampel darah ini bukan yang pertama kali. Kurang dari 1 bulan lalu, Balitbangkes Kemenkes RI pernah melakukan pemeriksaan terhadap 3 sampel yang diduga ebola, yaitu terhadap 2 warga negara Indonesia dan 1 warga negara asing. Ketiganya pun dinyatakan negatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.