Lahir Caesar, Anak Lebih Berisiko Alami Gangguan Kesehatan?

Di Amerika Serikat saja, sekitar sepertiga wanita hamil menjalani proses melahirkan dengan C-section. Namun, studi terbaru yang dipublikasikan pada British Medical Journal menunjukkan, bahwa bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan kronis di masa mendatang.

Para peneliti New York University, Amerika Serikat dan Peking University di Beijing, Tiongkok menganalisis beberapa studi tentang operasi caesar dan menemukan bahwa 20 studi mengaitkan kelahiran melalui operasi caesar dengan diabetes tipe 1. Adapun 23 studi mengaitkan operasi caesar dengan asma, dan 9 studi dengan obesitas.

Meski demikian, banyak dari studi yang dianalisis oleh para peneliti tersebut tidak memiliki informasi yang cukup terhadap kaitan risiko kesehatan tersebut dengan faktor genetik. Namun, ibu yang mengalami obesitas dapat memiliki anak yang obesitas, baik dilahirkan dengan proses normal maupun operasi caesar.

Para peneliti menyatakan, bahwa mereka berharap risiko-risiko ini dipertimbangkan oleh para ibu yang memilih untuk operasi caesar. Meskipun ada kondisi tertentu yang tidak dapat dihindari sehingga operasi caesar harus menjadi pilihan, namun tidak sedikit pula wanita yang lebih memilih untuk menjalani operasi ini. Di Tiongkok, misalnya, seperlima kelahiran dijalani dengan operasi caesar.

"Jelas bahwa anak-anak yang dilahirkan dengan opersi caesar memiliki kesehatan yang lebih buruk, namun riset lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah operasi caesar yang menimbulkan risiko penyakit atau faktor lainnya. Bagi saya, ada bukti-bukti yang masuk untuk meyakini bahwa operasi caesar memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang bagi anak-anak," ungkap Dr Jan Blustein, salah satu anggota tim peneliti.