Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dokter Resepkan Antibiotik ke Anak meski Tidak Perlu?

Kompas.com - 15/10/2015, 10:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Resistensi antimikroba atau bakteri yang makin kebal terhadap antibiotik menjadi salah satu masalah serius di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya resistensi antimikroba adalah konsumsi antibiotik yang tidak bijak.

Perlu diketahui, tak semua penyakit perlu diberikan antibiotik. Antibiotik seharusnya juga tidak dijual bebas di apotek maupun toko obat. Para peneliti di Pennsylvania pun menyelidiki bagaimana pemberian antibiotik oleh dokter kepada anak-anak.

Menurut dokter, mereka sering mendapat desakan dari orangtua agar memberikan obat untuk anak yang sedang sakit. Namun, penelitian terbaru ini berbanding terbalik dengan pernyataan dokter.

Menurut penelitian, para orangtua ternyata akan sangat berhati-hati memberikan obat kepada anak mereka, termasuk antibiotik. Penelitian ini melibatkan 100 orangtua di Pennsylvania yang membawa anak mereka ke dokter untuk mengobati gejala infeksi pernapasan seperti batuk-batuk dan pilek.

Sebelum mengunjungi dokter, para peneliti menanyakan kepada orangtua mengenai pandangan mereka terhadap antibiotik. Kemudian menanyakan apakah orangtua berencana meminta antibiotik pada dokter. Hasilnya, tak satupun orangtua yang berencana untuk meminta antibiotik kepada dokter saat membawa anak mereka berobat.

Penelitian ini melibatkan para orangtua dari berbagai ras dan tingkat pendidikan. Kebanyakan dari orangtua datang ke dokter untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kesehatan anak mereka dan akan percaya saran dokter untuk pengobatan yang harus dijalani.

Julia Szymczak dari Rumah Sakit Anak Philadelphia yang mempelajari sosiologi medis mengaku terkejut dengan hasil penelitian itu. Sebab, dalam penelitian sebelumnya, para dokter mengaku memberikan resep antibiotik yang tidak perlu kepada anak-anak karena adanya desakan permintaan obat oleh orangtua. Misalnya, dokter memberikan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti flu. Penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus tentunya tidak akan ampuh dengan antibiotik.

Peneliti yang dipublikasikan dalam IDWeek 2015 ini tak menemukan korelasi antara pengakuan dokter dan para orangtua. Menurut peneliti, mungkin saja dokter terburu-buru memberikan resep ketika sedang banyak pasien. Dalam waktu yang singkat, dokter bisa jadi tidak memiliki waktu untuk mengedukasi orangtua bahwa penggunaan antibiotik tidak selalu perlu digunakan untuk semua penyakit.

Terlalu sering menggunakan antibiotik bisa menjadi masalah serius dari waktu ke waktu, yaitu bakteri resisten terhadap antiboik. Akibatnya, ketika terkena penyakit yang terkait bakteri, tidak bisa diatasi dengan pemberian antibiotik dan bisa berakibat fatal. Untuk itu bijaklah dalam menggunakan antibiotik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau