Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2016, 08:02 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis


KOMPAS.com – Rangsangan seksual pada manusia diatur oleh sistem saraf otonom yang mampu bekerja secara otomatis. Namun, sistem ini tidak akan berfungsi ketika saraf dan pembuluh darah dalam tubuh mengalami kerusakan.

Pada pengidap diabetes, kerusakan ini semakin besar dialami sebagai risiko komplikasi saat kadar gula darah tak terkontrol. Tingginya kadar gula darah memicu penumpukan plak pada saraf dan pembuluh darah dalam tubuh.

Alhasil, penyumbatan pun terjadi sekaligus membuat organ tubuh mengalami mati rasa. Padahal, fungsi optimal organ seksual hanya bisa dicapai ketika sirkulasi darah berjalan dengan baik.

Gangguan seksual pada pengiap diabetes dapat dialami oleh pria dan wanita dengan kondisi yang berbeda-beda. Akan tetapi, keduanya sama-sama terancam kehilangan kelenturan otot organ seksual. Kemampuan merasakan rangsangan pembangkit gairah seksual pun ikut hilang.

Pada wanita pengidap diabetes, kadar gula darah meroket membuka peluang infeksi jamur penyebab radang vagina. Selain itu, vagina bisa mengalami kekeringan, terasa gatal seperti terbakar, dan mengeluarkan cairan putih. Aktivitas seksual akan terganggu karena rasa sakit pada organ.

Sementara itu, pria pengidap diabetes akan rawan mengalami disfungsi ereksi, baik tidak mampu melakukan maupun mempertahankan ereksi. Parahnya, diabetes memperbesar kemungkinan impotensi pada seseorang.

Thinkstock Pengidap diabetes sebaiknya segera mengubah gaya hidup dan pola makan menjadi lebih sehat.

Pencegahan dan pengobatan

Ketika didiagnosis diabetes, Anda sebaiknya melakukan konsultasi berkala pada dokter untuk memantau kondisi tubuh agar tak sampai terjadi komplikasi penyakit lain. Anda perlu tahu seberapa jauh diabetes telah mempengaruhi organ tubuh, termasuk saraf dan pembuluh darah.

Pengidap diabetes sebaiknya segera mengubah gaya hidup dan pola makan menjadi lebih sehat. Jangan lupa, jaga kebugaran dan kadar gula darah Anda dengan berolahraga ringan minimal tiga kali seminggu.

Ingat untuk selalu memantau kadar gula darah Anda. Pengidap diabetes disarankan memiliki kadar gula darah di bawah 150 mg/dl atau 180 mg/dl jika telah cukup lama mengidapnya.

Anda dapat mengecek kadar gula darah secara mandiri beberapa kali sehari dengan bantuan alat seperti OneTouch SelectSimple. Ketahui kadar gula darah Anda, terutama sebelum dan sesudah makan, serta setelah melakukan aktivitas berat.

Namun, jika gangguan seksual mulai terjadi, pengidap diabetes sebaiknya segera mencari bantuan dokter. Proses pengobatan akan disesuaikan dengan riwayat penyakit, kondisi fisik, dan komplikasi yang di derita.

Penyembuhan pada perempuan bisa dilakukan dalam bentuk terapi dan pengobatan untuk pelumasan serta stimulasi pada klitoris. Adapun pria dapat dibantu dengan obat-obatan disfungsi ereksi atau menjalani terapi kesuburan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau