KOMPAS.com - Tak ingin buru-buru menambah momongan karena si kecil belum berumur satu tahun dan masih menyusui? Bisa saja, asalkan pilih kontrasepsi yang tepat dan tentunya aman untuk ibu menyusui.
Dokter merekomendasikan untuk menunda paling tidak satu tahun setelah persalinan sebelum hamil kembali. Dengan demikian tubuh sudah kembali pulih dan ibu pun akan terhindar dari komplikasi akibat jarak kelahiran yang rapat, misalnya keguguran, berat bayi lahir rendah, dan kelahiran prematur.
Bagi sebagian besar ibu, kunci untuk menjarangkan kehamilan adalah memakai kontrasepsi. Untuk ibu yang masih menyusui, pilihannya adalah kontrasepsi non-hormonal atau KB secara alami.
Menyusui secara ekslusif sebenarnya bisa menjadi kontrasepsi alami. Ini karena saat menyusui kadar hormon prolaktin meningkat. Hormon itu mencegah pematangan sel telur dan tentunya pembuahan.
Walau begitu, ada syaratnya agar periode menyusui bisa jadi pencegah kehamilan, yaitu menyusui ekslusif tanpa susu formula atau makanan lain, bayi menyusui secara rutin setiap hari dan tidak melalui ASI perah, serta ibu belum kembali menstruasi.
Kontrasepsi yang harus dihindari adalah yang mengandung hormon estrogen, biasanya dalam bentuk pil atau koyo (patch). Meski kontrasepsi ini tidak berbahaya untuk bayi tetapi bisa mengurangi produksi ASI.
Pilihan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui dan bisa diandalkan adalah IUD (KB spiral) dan implan mengandung hormon progestin.
Kontrasepsi IUD memiliki efektivitas sampai 99 persen dalam mencegah kehamilan dan bisa digunakan dalam periode 3, 5 dan 10 tahun. Pada sebagian wanita, pemakaian IUD bisa menyebabkan kram perut saat haid dan perdarahan haid sangat banyak.
Sementara itu, kontrasepsi implan yang mengandung hormon progestin juga mencegah kehamilan sama efektifnya dengan IUD. Kontrasepsi ini dimasukkan di bawah kulit di lengan.
Pilihan lain adalah kontrasepsi yang dipakai oleh pihak suami, yaitu menggunakan kondom.