Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2016, 14:12 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Selama ini, banyak orang malu atau takut, bahkan merasa tak perlu tes HIV, karena menganggap tidak termasuk kelompok berisiko.

Kenyataannya, jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi ternyata ada pada ibu rumah tangga (10.626 kasus). Tanpa disadari, ibu rumah tangga berisiko tertular HIV dari suaminya melalui hubungan seksual.

Untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan penularan HIV, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan, mengajak masyarakat untuk melakukan tes HIV.

“Kami berharap dan menyampaikan ajakan pada semua masyarakat untuk tidak ragu-ragu maupun takut dalam melakukan Tes HIV, tidak melakukan diskriminasi maupun stigma pada orang yang melakukan tes HIV, dan tidak menstigma orang yang terinfeksi HIV, dikarenakan semua orang berpeluang untuk terinfeksi HIV," kata Nila, Kamis (1/12/2016).

Hal itu pun disampaikan Nila saat menghadiri acara puncak peringatan HIV AIDS Sedunia di Surabaya, Jawa Timur. Sampai saat ini, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan kasus HIV/AIDS tertinggi.

Data di Indonesia, sejak tahun 2005 sampai Desember 2015 terdapat 191.073 orang terinfeksi HIV.

Kurangnya kesadaran masyarakat dan masih adanya stigma pada orang dengan HIV/AIDS (AIDS) turut menghambat penanganan HIV/AIDS.

Jika masyarakat melakukan tes HIV dan ternyata positif, tentu bisa langsung diberikan antiretroviral (ARV) untuk menekan virusnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup ODHA.

Dengan diketahui lebih dini, ODHA turut mencegah penularan ke orang lain. Untuk diketahui, faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks berisiko pada heteroseksual (66 persen), penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna napza suntik (11 persen), hubungan seks lelaki dengan lelaki (3 persen), dan penularan dari ibu positif HIV ke anak (3 persen).

Selain ibu rumah tangga, kasus AIDS juga banyak ditemukan pada tenaga non professional/karyawan (9.603 kasus ), wiraswasta (9.439 kasus), petani/peternak/nelayan (3.674 kasus), buruh kasar (3.191 kasus); penjaja seks (2.578 kasus), PNS (1.819 kasus), serta anak sekolah/ mahasiswa (1.764 kasus).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com