Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2017, 10:03 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Susu mentah merupakan produk susu dari sapi, kambing, domba, atau binatang lain yang belum dipasteurisasi.

Banyak orang yang menganggap bahwa nutrisi dalam susu mentah jauh lebih unggul, ketimbang susu yang telah dipasteurisasi atau melewati proses pemanasan.

Penggemar susu mentah pun percaya bahwa nutrisi penting dalam susu dapat hilang dalam proses pasteurisasi. Di samping lebih mudah dicerna serta dapat membantu dengan kekebalan alami.

Walau nutrisi dalam susu mentah bisa jadi lebih unggul, sayangnya menurut para ahli manfaat sehat yang didapat tadi sangat mungkin tidak sebanding dengan risikonya. Pasalnya, susu mentah berpotensi tercemar bakteri.

Ini berarti bahwa semua produk susu, baik susu, mentega, keju atau yoghurt yang terbuat dari susu mentah yang belum dipanaskan dan diolah untuk membunuh bakteri berbahaya seperti E. Coli, tidak dianjurkan.

Proses pasteurisasi susu telah ada sejak tahun 1800-an dan merupakan cara yang efisien untuk memastikan susu tahan lama dan risiko tercemar bakteri menjadi sangat minim.

Sehingga, bila seseorang sedang tidak beruntung, setelah minum susu mentah ia cenderung untuk mengalami diare, kram perut, dan muntah.

FSA (Food Standards Agency) di Inggris telah memperingatkan bahaya susu yang belum diolah. Bahkan, sebuah studi AS juga telah mengklaim bahwa susu mentah membuat orang 100 kali lebih mungkin untuk menjadi sakit ketimbang susu yang dipasteurisasi.

Menurut FSA, yang terbaik adalah menghindari produk susu mentah jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sedang hamil. Bayi dan anak-anak juga disarankan untuk tidak meminumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau