Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Susu Tak Sama, Pilih Sesuai Kebutuhan Nutrisi

Kompas.com - 25/11/2016, 07:17 WIB

KOMPAS.com - Menurut Riskesdas 2013, sebanyak 37 persen anak Indonesia mengalami stunting. Angka ini memiliki sebaran yang tidak sama antar propinsi. Di beberapa propinsi angka anak yang mengalami stunting mencapai 50 persen.

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak tak sesuai dengan usianya (bertubuh pendek). Stunting tak hanya merugikan pertumbuhan fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang. Kondisi ini merupakan indikasi tak terpenuhinya kebutuhan gizi.

Selain memerbaiki nutrisi dengan pola makan gizi seimbang, konsumsi susu dengan kandungan yang tepat dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Oi Po Leong, R&D Director Danone Nutricia Early Life Nutrition Indonesia mengungkapkan susu dapat dipilih sebagai suplemen penambah nutrisi, untuk melengkapi angka kecukupan gizi yang kurang didapat dari makanan.

Pemilihan susu pun tidak sembarangan, tapi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan sesuai usia.

“Susu hanyalah suplemen tambahan, tidak bisa menggantikan makanan. Yang utama tetaplah makanan. Memilih susu juga bukan dilihat yang ini lebih atau yang ini kurang, tapi diperlukan atau tidak,” jelas Oi Po di Nutricia Research Center Biopolis, Singapura (23/11).

"Misalnya ada susu untuk anak dengan berat badan kurang (underweight), ketika berat badan anak sudah ada di angka normal berhentilah konsumsi susu tersebut. Karena susu tersebut diproduksi untuk kebutuhan khusus, sehingga tidak bisa dikonsumsi lagi ketika sudah dalam kondisi normal," lanjutnya.

Pui Kun Ng, R&D Communication Manager Research Center Biopolis Singapura menambahkan, perbedaan budaya, negara, dan lingkungan sangat memengaruhi pola makan anak.

Inilah mengapa ada perbedaan defisiensi pada setiap anak. Selain itu, kelompok usia juga turut memengaruhi hal ini.

“Setiap usia anak, punya kebutuhan nutrisi berbeda untuk pertumbuhannya. Angka kecukupan gizi anak 1-3 dengan anak usia 4-6 tentu berbeda. Inilah sebabnya ada susu untuk anak satu tahun, tiga tahun, dan sebagainya.”

Sebagai contoh, masih banyak kasus anemia di Indonesia pada anak usia satu tahun ke atas. Ini karena kurangnya asupan zat besi dan zinc. Sehingga, keduanya ditambahkan ke dalam susu untuk memenuhi kebutuhan anak satu tahun ke atas.

Namun Oi Po menegaskan, asupan ASI eksklusif yang dilanjutan hingga dua tahun adalah yang terbaik. Sehingga, jika tak ada masalah pada pertumbuhan anak, susu tambahan tentu tak diperlukan.

Anak yang terlengkapi kebutuhan nutrisinya akan tumbuh menjdi anak sehat dan mampu beraktivitas dengan baik, bahkan berpotensi memiliki ketrampilan sosial lebih baik dibanding anak yang nutrisinya tidak tercukupi.

Ini sebabnya nutrisi awal kehidupan sangat penting untuk memberikan fondasi kesehatan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau