Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2017, 08:00 WIB

KOMPAS.com - Rasa kenyang setelah menghabiskan makan besar sering dibarengi dengan datangnya kantuk yang tak tertahankan.

Fenomena itu disebut juga dengan postprandial somnolence atau "food coma". Istilah itu merujuk pada perasaan lelah dan mengantuk setelah makan berat. Ada beberapa teori yang bisa menjelaskan "food coma".

Menurut David Levitsky, profesor nutrisi dan psikologi di Universitas Cornell, rasa kantuk yang menyerang setelah makan terjadi karena perubahan pada sirkulasi tubuh.

Saat makanan masuk ke lambung dan mengaktifkan saluran cerna, aliran darah akan lebih banyak yang menuju lambung dan saluran cerna.

"Saat aliran darah ke otak berkurang, kita menjadi lelah dan juga ngantuk," kata Levitsky.

Perubahan sirkulasi darah itu terjadi karena proses makan akan mengaktifkan sistem saraf parasismpatik, bagian dari saraf pusat yang memicu pencernaan dan penyerapan makanan.

Meningkatkan aktivitas usus juga membuat tubuh menghembat energi sehingga detak jantung melambat, sehingga tubuh dapat mengambil nutrisi dari makanan.

Berbeda dengan saraf parasimpatik, sistem saraf simpatik memiliki tugas yang lain, memicu respon tubuh ketika stres, sehingga detak jantung meningkat dan aliran darah ke otak bertambah.

"Food coma" hanya terjadi jika kita mengonsumsi makan besar. "Sistem saraf parasimpatik akan diaktifkan saat kita makan, tapi tergantung pada besar kecilnya porsi makan," kata Levitsky.

Jumlah makanan yang besar akan membuat lambung membesar. Semakin besar, makin terasa juga efek mengantuknya.

Makanan padat juga lebih berdampak dibanding makanan cair. Ini karena makanan cair dan padat merangsang bagian yang berbeda di lambung, sehingga sinyal yang dikirimkan ke otak juga tidak sama.

Jam biologis

Saat kita makan, tubuh akan memproduksi hormon-hormon tertentu, salah satunya CCK. Hormon tersebut juga merangsang rasa kantuk. Terutama setelah mengasup karbohidrat yang membuat produksi triptopan meningkat sehingga kita merasa rileks dan ngantuk.

Faktor lainnya adalah jam biologis atau irama sirkadian tubuh. Sekitar jam 13-13.30 adalah masa ketika kita merasa lelah. Namun hal ini tergantung pada jam Anda bangun pagi.

"Walau kita tidak makan besar, kita akan tetap merasa mengantuk di jam-jam tersebut karena faktor irama sirkadian. Bila kita makan, efeknya akan lebih besar lagi," katanyanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zelensky dan Trump Cekcok di Gedung Putih, Apa Dampaknya bagi Kedua Negara?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau