KOMPAS.com - Salah satu disfungsi seksual yang dialami pria adalah impotensi atau lemah syahwat. Kondisi ini membuat pria tidak mampu mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
Ereksi adalah hasil dari peningkatan aliran darah ke penis. Aliran darah biasanya dirangsang oleh pikiran seksual atau kontak langsung dengan penis.
Ketika seorang pria bersemangat secara seksual, otot-otot di penis akan rileks. Ini memungkinkan peningkatan aliran darah melalui arteri penis, mengisi dua ruang di dalam penis, dan membuatnya menegang.
Risiko terkena impotensi dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Impotensi dapat juga disebabkan oleh kondisi medis tertentu, obat-obatan, trauma, atau pengaruh luar.
Stres atau masalah emosional dalam hubungan juga bisa membuat seorang pria mengalmi impotensi.
Gejala impotensi
Melansir Mayo Clinic, ciri-ciri impotensi bisa ditandai gejala disfungsi ereksi yang terus-menerus. Di antaranya:
Penyebab dan faktor risiko
Seiring bertambahnya usia, pria membutuhkan waktu lebih lama untuk ereksi. Selain itu, ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko impotensi pada pria. Antara lain:
Impotensi yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti berikut:
Pencegahan
Kabar baiknya, ada berbagai langkah yang bisa dilakukan para pria untuk mencegah impotensi.
Namun, cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah dengan mengubah gaya hidup lebih sehat dan mengelola kondisi kesehatan seperti berikut:
Pengobatan
Melansir SehatQ, dokter biasanya merekomendasikan beberapa cara berikut untuk mengatasi impotensi. Antara lain:
https://health.kompas.com/read/2020/01/23/213300668/impotensi-gejala-penyebab-dan-pengobatan