Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Normalkah Saat Kita Mudah Kaget?

KOMPAS.com- Membuat kaget teman atau saudara terkadang bisa menjadi lelucon tersendiri. Beberapa orang memang sangat mudah dibuat terkejut hingga menimbulkan kelucuan.

Namun, beberapa individu juga ada yang tidak mudah dibuat kaget. Menurut Profesor Ottmar Lipp dari Curtin University, semua itu memang tergantung pada respons masing-masing individu yang disebut dengan refleks startle.

"Refleks startle atau refleks kaget adalah refleks batang otak dan sangat bergantung pada sumber yang kita andalkan, dimediasi oleh dua hingga tiga sinapsis," ucap Profesor Lipp, dikutip ddari Huffington Post.

Meski kaget adalah sebuah reflek, para psikolog percaya bahwa hal itu juga dipengaruhi oleh proses psikologis.

Oleh karena itu, refleks kaget beberapa orang terkadang lebih sensitif daripada yang lain.

"Jika saya menempatkan Anda dalam situasi di mana Anda merasa tidak nyaman, cemas atau gugup, refleks startle dalam diri Anda bisa meningkat," kata Proffesor Lipp.

Normalkan saat kita mudah merasa kaget?

Hal ini akan menadi berbeda jika kita mudah kaget terhadap semua peristiwa, baik rangsangan visual atau suara.

Menurut laman Hello Sehat, sering merasa kaget bisa jadi tanda kita mengalami stres yang berat.

Saat kita mendengat suara kencang atau sentuhan yang tiba-tiba, tubuh menganggap bahwa kita baru saja mendapatkan hal yang kurang menyenangkan.

Akibatnya, hormon kortisol yang mengatur stresn meningkat di dalam tubuh. hormon kortisol.

Semakin banyak jumlah hormon kortisol maka kita akan semakin merasa stres. Jika dibiarkan terus-terusan, tentu akan memperburuk kondisi kesehatan mental kita.

Orang yang mudah kaget biasanya mengalami respon stress yang berlebihan daripada mereka yang jarang kaget.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa respons kaget tersebut terjadi karena seseorang tidak fokus dengan apa yang sedang dihadapinya.

Hal ini bisa disebabkan adanya tekanan sehingga orang tersebut tidak terlalu memerhatikan dan fokus dengan sekitar.

Hipersleksia

Ada kemungkinan, mereka yang mudah terkejut memgalami hipersleksia yang membuatnya memiliki reflek kejut berlebihan dalam menganggapi kebisingan dan sentuhan.

Saat merasa kaget, penderita hipersleksia juga bisa mengalami masalah pernapasan hingga kematian mendadak.

Penyakit ini disebabkan oleh beberapa mutasi genetik sehingga sel-sel saraf gagal untuk berkomunikasi dengan baik.

Mutasi genetik tersebut secara khusus mempengaruhi bagaimana molekul yang disebut glisin dipindahkan antar sel.

Biasanya, glisin mengirimkan sinyal penghambat, yang meredam respons seseorang terhadap kebisingan dan suara.

Pada penderita hipersleksia, sinyal penghambatan ini tidak diterima sehingga memperkuat respons terkejut itu.

https://health.kompas.com/read/2020/01/24/150500168/normalkah-saat-kita-mudah-kaget-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke