Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ragam Gejala Virus Corona pada Anak

KOMPAS.com – Virus corona baru penyebab Covid-19 bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.

Di Indonesia sendiri, hingga pertegahan April 2020 ini, telah ditemukan beberapa kasus virus corona pada anak di sejumlah daerah.

Untuk memastikan keberadaan Covid-19 pada anak, alangkah baiknya bagi para orangtua untuk lebih dulu mengenali beragam tanda dan gejalanya.

Gejala covid-19 pada anak

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, tanda dan gejala Covid-19 pada anak memang sulit juga untuk dibedakan dari penyakit saluran pernapasan akibat penyebab lainnya.

Tanda dan gejala yang dapat timbul, antara lain:

1. Batuk pilek seperti common cold

Infeksi virus corona pada anak bisa menimbulkan gejala batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang pada umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.

2. Demam, batuk, dan kesulitan bernapas tanda pneumonia

Covid-19 menjadi berbahaya jika menyerang paru-paru, yaitu menjadikan radang paru-paru yang disebut peneumonia, termasuk pada anak-anak.

Gejala pneumonia, di antaranya yakni:

  • Demam
  • Batuk
  • Kesulitan bernapas yang ditandai dengan napas cepat dan sesak napas

Untuk mengenali napas pada anak termasuk cepat atau tidak, Anda bisa menghitungnya sendiri.

Jika dalam proses penghitungan selama satu menit anak Anda masuk kategori di bawah ini, berarti napasnya termasuk cepat.

  • Usia 0 - <2 bulan: 60 kali/menit atau lebih
  • Usia 2 bulan - <12 bulan: 50 kali/menit atau lebih
  • Usia 1 - <5 tahun: 40 kali/menit atau lebih

Saat menghitung napas anak, perhatikan pula adakah tanda sesak seperti tarikan dinding dada (chest indrawing).

Melansir Health, sejak virus corona baru pertama kali diidentifikasi di Cina pada Desember 2019, para peneliti telah mengumpulkan dan menganalisis data sebanyak mungkin untuk mengetahui bagaimana virus itu berperilaku pada anak-anak, serta dampaknya berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Sebuah analisis awal dari kasus-kasus yang dikonfirmasi di Amerika Seritat (AS) menunjukkan bahwa, tidak seperti orang dewasa, penyakit Covid-19 pada anak-anak umumnya kurang parah.

Dengan menggunakan data yang dikumpulkan hingga 2 April, para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengidentifikasi total 2.572 COVID-19 kasus pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Di antara 2.490 kasus anak-anak yang jenis kelaminnya diketahui, 57 persen adalah laki-laki.

"Alasan untuk setiap perbedaan potensial dalam kejadian Covid-19 atau keparahan antara pria dan wanita tidak diketahui," kata para peneliti dalam analisis yang dirilis 6 April dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR).

Mereka mengatakan dominasi laki-laki di semua kelompok umur anak menunjukkan bahwa faktor biologis dapat berperan dalam kerentanan apa pun berdasarkan jenis kelamin.

Analisis ini memberikan gambaran gejala dan tingkat keparahan penyakit di antara anak-anak AS dengan COVID-19.

Dari 80 kasus COVID-19 anak yang diketahui, memiliki setidaknya satu kondisi yang mendasarinya, yang paling umum adalah:

  • Kondisi paru-paru kronis, termasuk asma
  • Penyakit jantung
  • Imunosupresi

Di antara 291 kasus anak dengan data tanda dan gejala, yang paling umum adalah:

  • Demam
  • Batuk
  • Sesak napas

Namun, gejala tersebut dilaporkan lebih jarang pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Terkait usia, peneliti melaporkan, di antara 2.572 kasus COVID-19 anak, hampir sepertiga terjadi pada anak-anak usia 15 hingga 17 tahun.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa 59 dari 147 rawat inap anak (termasuk lima dari 15 rawat inap ICU anak) adalah di antara yang termuda di antara yang muda, yakni berusia kurang dari satu tahun.

Tapi sekali lagi, ini adalah data awal. Masalahnya adalah bahwa kebanyakan kasus AS yang dilaporkan pada bayi memiliki status rawat inap yang tidak diketahui.

Walaupun mungkin melegakan bagi orang tua bahwa anak-anak umumnya mengalami gejala-gejala ringan, kenyataannya adalah bahwa beberapa anak-anak mungkin bisa jadi sangat sakit.

Kapan harus ke dokter?

IDAI sendiri dalam laman resminya, menganjurkarkan anak-anak yang mengalami demam, batuk, pilek ringan, sepanjang dapat ditangani sendiri di rumah, sebaiknya tidak segeda dibawa ke fasilitas kesehatan.

Berikan dulu obat demam apabia suhu anak terpantau 38 derajat Celsius atau lebih.

Obat demam yang dimaksud, yakni paracetamol 10 mg/kg berat badan, dapat diulangi tiap 4-6 jam selama masih demam, maksimal 5 kali dalam 24 jam.

Anak juga perlu diberi banyak minuman air putih serta cara mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar.

Apabila demam terus-menerus memasuki hari ketiga, bawalah anak periksa ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, anak-anak juga perlu dibawa ke fasilitas kesehatan ketiga mengalami tanda bahaya sepeti:

  • Anak lemas atau tidak terus
  • Napas cepat
  • Sesak
  • Demam tinggi 30 derajat Celsius atau lebih
  • Kejang
  • Tampak biru
  • Muntah-muntah hingga tak dapat minum
  • Buang air kecil berkurang

https://health.kompas.com/read/2020/04/15/155800068/ragam-gejala-virus-corona-pada-anak

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke