Mengonsumsi daging juga bisa memberikan asupan mineral penting seperti zat besi dan zinc, mencegah anemia, dan menjaga stamina.
Kendati punya manfaat untuk tubuh, terlalu banyak makan daging juga bisa berbahaya bagi tubuh.
Melansir Insider, sejumlah studi menyebut bahaya konsumsi daging berlebihan, terutama daging merah seperti sapi dan kambing serta daging olahan .
Terlalu banyak makan daging disebut bisa meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan stroke.
Risiko mengidap penyakit kronis bagi orang yang gemar makan daging olahan seperti ham, bacon, sosis, kornet, dan hot dog semakin tinggi karena bahan makanan ini mengandung pengawet.
Bahan pengawet dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, ginjal, dan lambung.
Sementara itu, tubuh manusia dirancang peka ketika ada ketidakseimbangan.
Demikian juga dengan makan daging. Tubuh akan merespons dengan memberikan sejumlah tanda.
Berikut tanda-tanda terlalu banyak makan daging yang dirasakan seseorang:
Saat mencerna daging, tubuh kita menghasilkan amonia sebagai limbah sampingan.
Bau amonia tersebut dapat menyelinap sampai ke mulut dan menimbulkan bau tak sedap.
Pasalnya, daging terutama yang berlemak, memiliki lemak jenuh yang bisa meningkatkan kolesterol darah.
Jika Anda punya masalah kolesterol tinggi, upayakan selalu memilih potongan daging tanpa lemak.
Daging sapi termasuk protein yang mudah dicerna. Namun tetap saja, pola makan tidak seimbang bisa memengaruhi kelancaran kinerja pencernaan.
Apabila Anda makan daging yang cukup banyak, pastikan untuk mengimbanginya dengan konsumsi serat dan banyak minum air putih.
Ketika makan daging, tubuh perlu mengerahkan energi untuk mencerna dan memproses makanan tersebut.
Proses ini dikenal sebagai termogenesis yang diinduksi diet.
Dampaknya, suhu tubuh meningkat, berkeringat, dan bisa memicu bau badan tak sedap.
Semua energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan berat seperti daging dapat membuat Anda merasa lelah dan mengantuk setelah makan.
Saat mencerna protein seperti daging, tubuh perlu memprioritaskan aliran darah ke usus.
Dengan begitu, aliran darah ke otak atau area tubuh yang lain jadi berkurang.
Efeknya bisa jadi pusing, lelah, lemah, atau mengantuk setelah terlalu banyak makan daging.
Selain itu, beberapa jenis daging seperti daging sapi dan kalkun kaya akan triptofan.
Asam amino ini dapat meningkatkan produksi hormon melatonin yang mengatur tidur.
Untuk mencegah lelah dan mengantuk setelah makan, pastikan komposisi karbohidrat, protein, lemak, dan serat terpenuhi.
Memang benar, protein bisa membantu Anda kenyang lebih lama dan bisa memberikan sedikit keuntungan dari pembakaran kalori saat proses termogenesis.
Namun, pikir dua kali jika Anda ingin menggunakan opsi protein hewani seperti daging sapi atau kambing.
Terlalu banyak makan daging yang tinggi kalori justru bisa membuat berat badan melonjak. Terutama jenis daging yang banyak lemak.
Studi di jurnal Fertility and Sterility menyebut, tidak terlalu banyak makan daging merah dan olahan dapat meningkatkan kesuburan wanita.
Bagi pria, penelitian menunjukkan terlalu banyak makan daging terutama olahan dapat menurunkan jumlah sperma.
Demi mencapai hidup sehat, World Cancer Research an American Institute for Cancer Research menyarankan Anda tidak terlalu banyak makan daging.
Ahli merekomendasikan makan daging cukup tiga kali per seminggu, dengan total konsumsi 300-500 gram per seminggu.
Pilih daging tanpa lemak. Minimalkan atau hindari mengonsumsi daging olahan seperti burger, hotdog, kornet, dll. yang berpengawet.
https://health.kompas.com/read/2020/07/31/180200468/7-tanda-tanda-terlalu-banyak-makan-daging