Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab dan Tanda Preeklamsia

Di beberapa kasus, preeklamsia juga bisa terjadi di akhir kehamilan, atau tepat setelah ibu hamil melahirkan.

Tingkat keparahan preeklamsia pada ibu hamil bisa bervariasi, antara ringan sampai berat.

Menurut Mayo Clinic, preeklamsia yang tidak ditangani dampaknya bagi ibu maupun janin di dalam kandungan bisa sampai fatal.

Bahaya preeklamsia pada janin bisa membuat aliran darah yang mengalir ke plasenta jadi terhambat. Sehingga, bayi rentan lahir sangat kecil atau lahir prematur. 

Selain itu, bahaya preeklamsia juga bisa dialami saat bayi sudah lahir, antara lain:

Sedangkan bagi ibu hamil, bahaya preeklamsia yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Stroke
  • Kejang
  • Penumpukan cairan di dada
  • Pendarahan
  • Kerusakan hati
  • Gagal jantung

Preeklamsia juga dapat menyebabkan plasenta terpisah dari rahim atau solusio plasenta. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi meninggal saat lahir.

Mengingat bahaya preeklamsia, ibu hamil perlu rutin memeriksakan kandungannya, serta membekali dirinya dengan pengetahuan seputar preeklamsia.

Dengan mendeteksi preeklamsia sejak dini, risiko komplikasi bisa dicegah.

Namun, mereka belum mengetaui penyebab pasti disfungsi plasenta pada penderita preeklamsia tersebut.

Beberapa pakar ada juga yang menyebut penyebab preeklamsia dipengaruhi nutrisi yang buruk dan pengaruh asupan tinggi lemak selama kehamilan.

Selain itu, preeklamsia juga bisa disebabkan kurangnya aliran darah ke rahim.

Di luar penyebab preeklamsia di atas, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan ini, antara lain:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Proteinuria atau protein urine tinggi

Tanpa pemeriksaan kesehatan, ibu hamil barangkali sulit melihat langsung gejala preeklamsia di atas. Tapi, dokter bisa mengenalinya lewat pemeriksaan rutin kehamilan.

Tekanan darah tinggi naik sebesar 10-15 persen pada ibu hamil tanpa riwayat hipertensi bisa jadi ciri-ciri preeklamsia tahap awal.

Tanda preeklamsia bisa semakin kentara apabila kenaikan tekanan darah diikuti tingginya protein urine ibu hamil.

Selain tekanan darah tinggi dan protein urine tinggi, gejala preeklamsia lainnya yakni:

Tak hanya pada ibu hamil, gejala preeklamsia juga bisa terpantau pada bayi yang belum lahir. Ciri-ciri utamanya yakni pertumbuhan janin lambat.

Kondisi tersebut dipengaruhi minimnya pasokan darah yang melalui plasenta.

Dampaknya, bayi kekurangan oksigen dan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembangnya.

Jika ibu hamil mengalami beberapa tanda preeklamsia di atas, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.

Penanganan preeklamsia yang cepat bisa mencegah komplikasi serius.

https://health.kompas.com/read/2020/11/06/060300568/penyebab-dan-tanda-preeklamsia

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke