KOMPAS.com – Penyakit batu empedu mungkin sudah tidak lagi asing di telinga.
Batu empedu adalah gumpalan padat yang terbentuk di kantong empedu.
Batu empedu yang muncul di kantong empedu disebut kolelitiasis.
Sedangkan, batu empedu yang muncul di saluran empedu disebut sebagai koledocholitiasis.
Kantong empedu sendiri adalah organ kecil yang berada di bawah organ hati, di perut kanan atas. Itu adalah kantong yang menyimpan empedu, cairan kuning kehijauan yang membantu proses pencernaan.
Menurut Harvard Health Publications, 80 persen batu empedu terbentuk dari kolesterol.
Sedangkan 20 persen batu empedu lainnya terbuat dari garam kalsium dan bilirubin.
Melansir Health Line, tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan batu empedu terbentuk, meskipun beberapa teori telah mengemuka.
Ini termasuk:
1. Terlalu banyak kolesterol di empedu
Memiliki terlalu banyak kolesterol di empedu dapat menyebabkan batu kolesterol kuning.
Batu keras ini dapat berkembang jika hati menghasilkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu.
2. Terlalu banyak bilirubin di empedu
Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi saat hati menghancurkan sel darah merah tua.
Beberapa kondisi, seperti kerusakan hati dan kelainan darah tertentu dapat menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin dari yang seharusnya.
Batu empedu pigmen terbentuk saat kantong empedu tidak dapat memecah kelebihan bilirubin. Batu keras ini sering kali berwarna coklat tua atau hitam.
3. Empedu terkonsentrasi karena kantong empedu penuh
Kantung empedu perlu mengosongkan empedu agar sehat dan berfungsi dengan baik.
Jika gagal mengosongkan isi empedu, empedu menjadi terlalu terkonsentrasi, yang menyebabkan terbentuknya batu.
Lantas, apakah batu empedu berbahaya?
Melansir Top Doctors, kebanyakan batu empedu tidak berbahaya. Tetapi, batu empedu bisa menjadi berbahaya.
Batu empedu dapat menimbulkan bahaya jika menghalangi kantong empedu dan aliran empedu yang melewatinya.
Dalam hal ini, penderita bisa terkena infeksi di dalam kantong empedu. Inilah yang dikenal sebagai kolesistitis yang bisa bersifat akut atau kronis (berlangsung lama).
Batu empedu yang keluar dari kantong empedu biasanya mengalir melalui saluran empedu.
Jika batu empedu tersangkut di empedu, ini dapat menyebabkan jaundice atau penyakit kuning.
Penyakit kuning berarti menguningnya mata dan menghasilkan urine berwarna kuning gelap.
Batu empedu juga dapat mengiritasi pankreas dan menyebabkan pankreatitis.
Baik pankreatitis dan penyakit kuning, dapat menjadi penyakit serius yang mengancam jiwa.
Dalam kasus yang jarang terjadi, batu empedu juga bisa masuk ke usus dan menyebabkan penyumbatan, yang berarti makanan tidak bisa masuk.
Apabila hal ini terjadi, pasien akan mengalami sakit perut dan muntah yang juga bisa menjadi kondisi serius.
Dengan demikian, batu empedu adalah kondisi yang tak layak disepelekan, sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter.
Bagaimana batu empedu akan ditangani, hal itu perlu diputuskan dengan dokter spesialis yang akan memperhitungkan gejala, hasil scan, dan hasil tes darah dari masing-masing pasien.
Gejala batu empedu
Melansir Mayo Clinic, sejumlah penderita kerap tidak menyadari dirinya mengalami gejala batu empedu. Terlebih saat batu empedu hanya muncul di kantong empedu.
Baru jika batu empedu bersarang di saluran empedu dan menyebabkan penyumbatan, penderita bisa merasakan beberapa tanda berikut:
Nyeri batu empedu bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
Buatlah janji dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala yang membuat Anda khawatir.
Sementara, cari perawatan segera jika Anda mengembangkan tanda dan gejala komplikasi batu empedu yang serius, seperti:
https://health.kompas.com/read/2021/03/09/140800168/apakah-batu-empedu-berbahaya