KOMPAS.com – Jumlah sperma sedikit adalah kondisi ketika cairan (air mani) yang diejakulasikan oleh pria selama orgasme mengandung lebih sedikit sperma dari jumlah rata-rata.
Dalam dunia medis, kondisi ini dapat disebut sebagai oligospermia.
Oligospermai kiranya temasuk kondisi yang layak diwaspadai.
Pasalnya, jumlah sperma yang sehat sering kali diperlukan untuk kesuburan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jumlah sperma rata-rata pada pria, yakni 15 juta sperma per mililiter (ml) air mani atau lebih.
Jadi, jumlah sperma pria bisa dianggap lebih rendah jika kurang dari 15 juta sperma per ml air mani.
Berikut ini adalah klasifikasi oligospermia yang bisa dialami pria:
Melansir Health Line, tidak jelas berapa banyak atau angka prevalensi pria yang memiliki jumlah sperma rendah dalam air mani.
Hal itu dikarenakan, tidak semua orang dengan kondisi tersebut terdiagnosis.
Hanya pria yang mengalami kesulitan membuat pasangan hamil secara alami dan pada akhirnya mencari bantuan medis yang berhasil didiagnosis.
Tanda jumlah sperma sedikit
Untuk mengetahui jumlah sperma secara pasti, seseorang perlu berkonsultasi dengan dokter.
Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi sinyal atau tanda jumlah sperma sedikit pada pria.
Ini termasuk:
1. Kesulitan mendapatkan momongan
Melansir Mayo Clinic, tanda utama rendahnya jumlah sperma adalah ketidakmampuan untuk membuat pasangan hamil.
Terlebih, jika hasi pemeriksaan kesuburan istri menunjukkan kondisi baik-baik saja, oligospermia bisa menjadi kondisi yang patut dicurigai.
2. Disfungsi seksual
Masalah dengan fungsi seksual, misalnya, dorongan seks rendah atau kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) bisa menjadi tanda adanya kondisi yang dapat pula menyebabkan jumlah sperma sedikit.
3. Nyeri, bengkak, atau benjolan di area testis
Adanya nyeri, bengkak atau benjolan pada testis dapat menunjukkan adanya infeksi atau gangguan pada organ penghasil sperma ini.
4. Rambut wajah atau tubuh berkurang
Berkurangnya jumlah rambut pada wajah pria atau tubuh dapat dikaitkan dengan adanya kelainan kromosom dan gangguan hormonal.
Nah, kelainan kromosom dan hormon juga bisa menjadi penyebab jumlah sperma sedikit.
Pada beberapa pria, masalah mendasar seperti kelainan kromosom yang diturunkan, ketidakseimbangan hormon, vena testis yang melebar, atau kondisi yang menghalangi jalannya sperma dapat menyebabkan tanda dan gejala yang berkaitan dengan oligospermia.
Lantas, kapan harus ke dokter?
Sebaiknya temui dokter segera jika Anda tidak dapat membuat pasangan hamil setelah setahun melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kondom.
Sementara, Anda perlu lebih cepat mendatangi dokter jika memiliki salah satu dari kondisi berikut:
https://health.kompas.com/read/2021/03/28/200800068/4-tanda-jumlah-sperma-sedikit-yang-perlu-diwaspadai