SOLO, KOMPAS.com - Pada suatu siang di pertengahan Juni 2021, Novita Puji Rejeki 28, panik ketika putrinya yang baru berusia 10 bulan, Rania, menunjukkan ruam merah di kulit setelah demam tiga hari.
Dia pun ingin sesegera mungkin mengonsultasikan kejadian itu ke dokter. Tapi di sisi lain, Novita khawatir dengan risiko penularan virus corona ketika harus datang ke fasilitas kesehatan (faskes).
Beruntung, dia ingat di dalam aplikasi Mobile JKN dari BPJS Kesehatan tersedia juga layanan pendaftaran antrean online untuk berobat di faskes tingkat pertama (FKTP). Dia sebelumnya menginstal aplikasi tersebut untuk pindah FKTP.
Tanpa pikir panjang, ibu rumah tangga asal Desa Gaum, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng) itu lantas memanfaatkan fitur "Pendaftaran Pelayanan" dengan harapan tak perlu lagi berlama-lama di FKTP sampai dapat giliran bertemu dokter.
Benar saja, kurang lebih hanya berselang 3 menit dari setibanya di klinik praktir pribadi dr. Purwono, Novita langsung dipanggil oleh petugas pendaftaran. Setelah itu, dia pun mendapat giliran masuk ke ruang periksa.
Novita saat itu sampai di klinik pada sekitar pukul 16.45 WIB. Dia datang pada jam yang telah disesuaikan dengan estimasi waktu tunggu yang diberitahukan dalam aplikasi.
Meski datang belakangan di klinik, Novita pada akhirnya dapat dilayani “lebih dulu” oleh petugas daripada tiga pengunjung lain karena sudah punya nomor antrean dari Mobile JKN.
Dia merasa sistem antrean online ini bermanfaat untuk memangkas waktu tunggu di faskes.
Menurut dia, hal itu sangat bermakna bagi para peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), terutama di tengah situasi pandemi Covid-19 untuk mengurangai risiko penularan virus corona.
Novita adalah peserta JKN-KIS segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) sebagai tanggungan suaminya.
“Saat keluar ruang periksa, saya juga ditanya seorang ibu lain, ‘kok bisa dilayanai dulu?’ Saya pun cerita jika saya dapat nomor antrean dari Mobile JKN. Karena aplikasi ini memang punya banyak manfaat, saya sarankan juga kepada beliau untuk ikut menginstalnya,” tutur dia kepada Kompas.com, Sabtu (28/8/2021).
Senada, warga Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, Siti Solekhah, 36, juga merasa terbantu dengan ketersediaan aplikasi Mobile JKN. Dia salah satunya menjadi tidak perlu lagi pergi pagi-pagi untuk bisa mendapatkan nomor antrean ketika harus berobat ke rumah sakit (RS).
Selain mengakses pendaftaran antrean online dan melihat ketersediaan tempat tidur di RS, Siti juga pernah menggunakan Mobile JKN untuk keperluan mengubah data peserta dan pendaftaran peserta baru.
“Saya jadi tidak perlu pergi ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Solo untuk mengurus kepersertaan JKN-KIS saya dan bayi saya. Ini jelas membantu saya, bukan hanya untuk mengurangi risiko tertular Covid-19, tapi juga menghemat biaya karena tak perlu keluar rumah,” ujar dia.
Warga Desa Ngijo, Tasikmadu, Karanganyar, Dede Hermawan, 34, menyebut keberadaan Mobile JKN meningkatkan kepuasan dirinya menjadi peserta JKN-KIS. Itu karena dia merasa aplikasi ini bukan hanya dapat mempermudah dirinya dalam mengurus administrasi kepesertaan BPJS Kesehatan, tapi juga dalam mengakses layanan kesehatan di faskes.
Padahal, Dede selama ini sudah merasa sangat terbantu dengan program JKN-KIS yang membuat dirinya tak perlu lagi memikirkan biaya berobat ketika sewaktu-waktu sakit.
“Lewat Mobile JKN, peserta JKN-KIS kini bisa dengan mudah mendaftar periksa di faskes pertama maupun faskes rujukan. Saya rasa kemudahan ini belum tentu bisa dirasakan juga oleh pasien umum,” ujar dia.
Belum lagi, kata Dede, peserta JKN-KIS kini bisa dengan mudah melakukan screening kesehatan mandiri, konsultasi dokter online, termasuk mengakses informasi ketersediaan tempat tidur di RS hanya dengan membuka Mobile JKN.
“Sementara, pasien umum barangkali masih harus lebih dulu menelepon RS atau mengunduh satu per satu aplikasi milik RS untuk bisa memperoleh informasi ketersediaan bed di bangsal rawat inap,” jelas dia.
Menguntungkan juga untuk faskes
Kebermanfaan Mobile JKN bukan hanya dirasakan oleh para peserta JKN-KIS. Aplikasi ini juga dinilai menguntungkan bagi faskes.
Person In Charge (PIC) JKN RS PKU Muhammadiyah Solo, Yeni Trihapsari, menyampaikan ada banyak manfaat yang bisa didapat RS dari Mobile JKN.
Dari sistem antrean online saja, dia menyampaikan, RS PKU Muhammadiyah sebagai faskes rujukan tingkat lanjut (FKRTL) sudah mendapat beberapa keuntungan, seperti pengurangan penumpukan antrean pasien di RS.
Selain itu, RS menjadi tahu jumlah pasien yang akan datang atau melakukan booking antrean, dapat mempersiapkan lebih dahulu berkas untuk pasien yang akan datang, dan mendapatkan data waktu tunggu serta waktu layanan untuk evaluasi kembali.
“Keberadaan Mobilie JKN ini pada akhirnya bisa membantu kami meningkatkan pelayanan kesehatan atau kepuasaan kepada masyarakat. Tentu ini bermakna sekali bagi kami,” tanggap Yeni.
Kepala BPJS Cabang Solo, Yessi Kumalasari, menyampaikan penyediaan Mobile JKN menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta JKN-KIS.
Menurut dia, hingga Agustus 2021, dari 47 FKRTL yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Solo, tinggal 14 FKRTL yang sudah menerapkan antrean elektronik tapi belum bridging atau terintegrasi dengan Mobile JKN.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kembali kepada FKRTL yang belum bridging. Bridging system ini penting karena sebenarnya bukan hanya baik untuk peserta JKN-KIS, tapi juga feskes itu sendiri,” jelas Yessi.
Dia menerangakn bagi RS, bridging system antara sistem informasi manajemen (SIM) RS dengan SIM BPKS Kesehatan bukan hanya dapat meningkatkan layanan admnistrasi peserta.
Melainkan bisa juga menghemat sumber daya manusia (SDM), sarana prasaran, hingga mendukung kecepatan pengisian data dan proses pengajuan klaim yang sedang ditangani.
“Bridging system ini harapannya bisa membuat pelayanan di RS menjadi lebih cepat dan efisien,” ungkap dia.
https://health.kompas.com/read/2021/08/30/140000068/untung-banyak-berkat-mobile-jkn