KOMPAS.com - Inflammatory bowel disease (IBD) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan.
Karena termasuk penyakit autoimun, IBD adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun secara keliru menyerang tubuh sendiri.
Dilansir dari Medical News Today, IBD merupakan istilah umum untuk mewakili tiga kondisi, yakni penyakit crohn (Crohn's disease/CD), kolitis ulserativa (ulcerative colitis/UC), dan kolitis tak tentu (indeterminate colitis/IC).
Pada penyakit Crohn, peradangan lebih sering terjadi di bagian akhir usus kecil (ileum) dan di awal usus besar, meskipun tidak menutup kemungkinan bisa memengaruhi semua bagian saluran pencernaan dari mulut sampai anus.
Sedangkan pada kolitis ulseratif, peradangan hanya terjadi di area usus besar (kolon).
Sementara itu, kolotis tak tentu merujuk pada kondisi ketika diduga ada IBD tapi belum dipahami bentuk penyakitnya.
Gejala IBD
Melansir Very Well Health, IBD adalah kondisi yang menyakitkan dan beberapa gejalanya bisa mengkhawatirkan.
Berikut ini adalah beberapa gejala IBD yang bisa terjadi:
1. BAB berdarah
Pendarahan dari rektum atau melihat darah di tinja bukanlah kejadian normal dan itu bisa menjadi gejala IBD.
Darah di tinja adalah gejala umum kolitis ulserativa dan kolitis tak tentu. Kondisi ini diketahui lebih jarang pada penyakit Crohn.
Ada kalanya darah di tinja adalah hal perlu mendapatkan perhatian serius.
2. Lendir di tinja
Lendir sebenarnya adalah bagian normal dari tinja, tetapi biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang.
Jika ada cukup lendir di tinja yang Anda sadari, mungkin ada beberapa alasan mengapa hal itu bisa terjadi.
Orang-orang dengan kolitis ulserativa atau penyakit Crohn terkadang mengeluarkan lendir dalam jumlah yang terlihat dalam tinja mereka, baik sebagai akibat dari ulkus di usus besar atau mungkin dari pembentukan fisura anus (robekan pada saluran anus).
Orang yang telah menjalani operasi untuk kolitis ulserativa juga dapat mengeluarkan lendir yang bisa menjadi tanda kondisi yang disebut pouchitis.
3. Sakit perut
Sakit perut bisa menjadi masalah yang rumit untuk didiagnosis karena bisa menjadi gejala dari banyak penyakit yang berbeda.
Orang dengan kolitis ulserativa cenderung mengalami nyeri seperti kram yang terletak di bagian kiri bawah perut, dan orang dengan penyakit Crohn cenderung mengalami nyeri di perut bagian tengah atau kanan bawah (walaupun rasa sakit bisa muncul di bagian lain di perut).
Tidak semua orang dengan IBD mengalami rasa sakit, dan rasa sakit itu bisa datang dan pergi, kadang-kadang terjadi setelah makan atau berkurang dengan buang air besar.
4. Diare persisten
Diare memiliki banyak penyebab, dan kebanyakan orang dewasa yang sehat mengalami diare beberapa kali dalam setahun.
Seringkali, diare sembuh dengan sendirinya dan penyebabnya mungkin tidak diketahui.
Namun, diare persisten yang berlangsung lebih dari tiga hari bisa menjadi tanda masalah yang mungkin memerlukan perawatan
Orang dengan IBD sering mengalami episode apa yang disebut diare "eksplosif" beberapa kali sehari. Ini bisa berupa tiga hingga 10 atau bahkan 20 buang air besar encer setiap hari.
5. Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
Menurunkan berat badan tanpa membatasi kalori atau berolahraga bisa menjadi tanda ada yang tidak beres dalam tubuh.
Diare dan kurang nafsu makan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak diinginkan hanya karena tidak mengonsumsi cukup kalori di siang hari.
Menambah berat badan saat dalam remisi dari IBD mungkin menjadi prioritas, tetapi harus dilakukan dengan cara yang sehat.
6. Gejala IBD lainnya
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang dengan IBD juga dapat mengalami kondisi berikut:
Jika mengalami berbagai kondisi yang mengarah sebagai gejala IBD, sebaiknya jangan ragu untuk berbicara dengan dokter. Dokter dapat membantu melakukan diagnosis penyakit dan mengobati setiap keluhan yang terjadi.
https://health.kompas.com/read/2021/09/16/060300968/6-gejala-inflammatory-bowel-disease-ibd-yang-perlu-diwaspadai