Hamil di usia remaja biasanya terjadi pada perempuan berumur 15 sampai 19 tahun, atau di bawah 20 tahun.
Tapi, tidak menutup kemungkinan anak perempuan di bawah usia 15 tahun hamil.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab hamil di usia remaja bisa berasal dari pernikahan dini, minimnya informasi kesehatan reproduksi, sampai kekerasan seksual.
Hamil di usia remaja memiliki risiko atau konsekuensi kesehatan, sosial, sampai ekonomi.
Risiko kesehatan hamil di usia remaja
Melansir WebMD, risiko kesehatan hamil di usia remaja rentan dialami perempuan dan janin di dalam kandungannya, antara lain:
Hamil di usia remaja acapkali minim dukungan dari orang terdekat, termasuk orangtua.
Kondisi ini rawan berdampak pada minimnya akses kesehatan untuk memeriksakan kehamilan.
Perawatan kehamilan ini penting untuk memantau kondisi kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan, mengantisipasi komplikasi kehamilan, sampai pemenuhan nutrisi kehamilan.
Tanpa nutrisi cukup dari asupan ibu hamil, bayi bisa lahir dengan penyakit bawaan atau cacat lahir.
Remaja yang hamil lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan wanita yang hamil di usia 20 sampai 30 tahun.
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama preeklamsia. Kondisi berbahaya ini menyebabkan kadar protein urine tinggi, wajah dan tangan bengkak, sampai kerusakan organ vital ibu hamil.
Remaja yang berhubungan seks selama kehamilan tanpa pengaman atau kondom juga rentan terkena penyakit menular seksual.
Infeksi menular seksual pada ibu hamil dapat menyebabkan infeksi rahim sampai menyebabkan bayi cacat lahir.
Penyakit tekanan darah tinggi yang tidak dikendalikan juga bisa memicu komplikasi bayi lahir prematur.
Kelahiran prematur terjadi ketika bayi lahir saat usia kandungan belum genap 37 minggu.
Semakin dini bayi lahir prematur, risiko gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, sampai kognitif jadi semakin besar.
Bahaya hamil di usia remaja yang harus diwaspadai lainnya yakni bayi lahir dengan berat badan rendah.
Saat lahir dalam kondisi prematur, bayi biasanya memiliki berat badan di bawah normal.
Kondisi ini membutuhkan perawatan medis intensif seperti bayi butuh alat bantu pernapasan setelah lahir.
Hamil di usia remaja berisiko menyebabkan ibu hamil mengalami depresi selama mengandung buah hatinya dan pasca-persalinan.
Terutama bagi remaja yang tidak mendapatkan dukungan saat hamil. Mereka biasanya takut, terisolasi, dan putus asa dengan kehamilannya.
Depresi tak hanya mengusik kesehatan ibu hamil, tapi juga mengganggu tumbuh kembang bayi.
Tanda-tanda hamil
Remaja yang hamil biasanya mengalami beberapa tanda-tanda. Melansir Healthline, berikut di antaranya:
Tanda-tanda hamil di atas biasanya sudah muncul di minggu-minggu pertama kehamilan.
https://health.kompas.com/read/2021/09/19/210100868/6-risiko-kesehatan-hamil-di-usia-remaja