Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Jenis Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Pneumonia adalah jenis infeksi paru-paru yang menyebabkan kantung udara di paru-paru terisi cairan.

Seperti diketahui bahwa paru-paru terdiri dari banyak kantung udara berukuran kecil yang disebut alveolus.

Melansir WebMD, pada pneumonia, alveolus yang semestinya berisi udara menjadi dipenuhi oleh cairan atau nanah.

Kondisi ini dapat menyebabkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam alveolus tidak berjalan lancar, sehingga bisa menumbulkan sejumlah gejala termasuk:

  • Sesak napas
  • Batuk
  • Batuk berdahak
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Demam

Jenis-jenis pneumonia

Pneumonia dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada penyebabnya.

Berikut ini adalah beberapa jenis pneumonia yang dapat terjadi:

1. Pneumonia virus

Infeksi virus adalah salah satu jenis pneumonia yang paling umum terjadi.

Melansir Verywell Health, sekitar 27 persen pasien dengan pneumonia memiliki penyebab virus yang dapat diidentifikasi.

Virus yang memengaruhi saluran napas dapat menyebabkan peradangan di paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

Virus paling umum yang terkait dengan pneumonia virus adalah:

  • Commond cold
  • Virus flu atau influenza
  • Respiratory syncytial virus (RVS)
  • Virus corona khususnya SARS-CoV-2, virus yang menjadi penyebab Covid-19

Jika memiliki salah satu dari infeksi virus ini, seseorang tidak akan mengalami pneumonia dalam banyak kasus.

Namun, jika mulai mengalami gejala pneumonia, seperti sesak napas atau semburat abu-abu atau biru pada kulit, seseorang harus menghubungi dokter.

Pneumonia infeksi virus pada umumnya ringan dan kebanyakan orang bisa sembuh tanpa intervensi medis dalam 2-3 minggu.

Jika menderita pneumonia virus, seseorang harus banyak tidur dan minum.

Antibiotik tidak akan bekerja melawan pneumonia virus.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus seperti Tamiflu, Relenza, atau Rapivab.

Memiliki pneumonia virus dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia bakteri yang seringkali lebih parah.

2. Pneumonia bakteri

Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan pneumonia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menemukan bahwa 14 persen pasien pneumonia memiliki penyebab bakteri yang dapat diidentifikasi.

Pneumonia bakteri dapat berkembang dengan sendirinya atau setelah seseorang menderita pneumonia virus.

Penyebab pneumonia bakteri yang umum termasuk:

Pneumonia bakter dapat diobati dengan pemberian antibiotik seperti Zithromax, Biaxin, atau Eritrosin.

Penderita pneumonia bakteri penting untuk dapat mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.

Jika tidak ditangani dengan tepat, pneumonia bakteri bisa menjadi serius dan menyebabkan komplikasi, termasuk bakteremia.

Baketerima adalah infeksi darah bakteri yang juga dikenal sebagai syok septik.

Infeksi bakteri dapat berkembang dengan cepat.

Jadi jangan pernah ragu untuk mencari bantuan dokter jika penderita pneumonia mengalami perburukan gejala.

3. Pneumonia atipikal

Pneumonia atipikal adalah jenis infeksi bakteri yang juga dikenal sebagai pneumonia mikoplasma.

Pneumonia jenis ini ringan dan orang-orang biasanya dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari ketika mengidapnya.

Oleh karena itu pneumonia atipikal juga sering disebut sebagai walking pneumonia atau pneumonia berjalan.

Pneumonia berjalan sering menyebar di ruang yang ramai, seperti asrama atau penjara.

Gejala pneumonia atipikal yang paling umum pada orang dewasa adalah batuk kering yang persisten.

Batuk sering terus memburuk dan pada akhirnya bisa menjadi batuk produktif yang mengeluarkan lendir.

Anak-anak yang mengalami pneumonia atipikal sering menunjukkan demam atau lesu sebelum mengembangkan batuk yang memburuk di malam hari.

Sebagian besar gejala pneumonia atipikal, termasuk demam dan nyeri tubuh biasanya dapat sembuh dalam waktu lima hari.

Namun, batuk akibat pneumonia ini bisa berlangsung selama sebulan atau lebih lama.

Jika menduga menderita walking pneumonia, siapa saja sebaiknya dapat segera meneumi dokter yang mungkin bisa meresepkan antibiotik untuk membantu pulih lebih cepat.

4. Pneumonia fungal

Pneumonia fungal disebabkan ketika jamur yang ada di lingkungan masuk dan mulai tumbuh di paru-paru.

Pneumonia fungal paling sering terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan lemah atau kondisi kesehatan kronis lainnya.

Misalnya adalah penerita HIV/AIDS, penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit autoimun, atau penerima transplantasi organ yang harus mengonsumsi obat-obatan penekan sistem imun tubuh (imunosupresan).

Penyebab pneumonia fungal paling umum termasuk:

  • Pneumocystis pneumonia adalah jamur yang dapat menyebabkan pneumonia berat. Ini paling sering memengaruhi orang dengan HIV/AIDS atau yang telah menjalani transplantasi organ
  • Coccidioidomycosis yang dapat menyebabkan valley fever
  • Histoplasmosis dapat ditemukan pada kotoran burung dan kelelawar. Orang yang berulang kali terpapar histoplasmosis berisiko terkena pneumonia
  • Cryptococcus umum ditemukan di semua tanah, tetapi hanya mungkin menyebabkan pneumonia pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah

Pneumonia fungal seringkali serius, terutama karena orang yang paling rentan memiliki masalah kesehatan lainnya.

Obat antijamur dapat membantu mengobati pneumonia fungal.

5. Pneumonia aspirasi dan kimia

Melansir Medical News Today, pneumonia aspirasi terjadi ketika seseorang mengaspirasi atau menghirup zat asing ke dalam paru-paru.

Ini paling sering terjadi dengan makanan atau minuman.

Sejumlah kecil makanan atau minuman bisa masuk ke "saluran yang salah".

Alih-alih ke lambung, makanan atau minuman tersebut malah masuk atau terhirup ke paru-paru.

Kondisi ini dapat terjadi tanpa disadari oleh seseorang, terutama pada kalangan lanjut usai (lansia), orang yang dibius, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan lain.

Ketika seseorang menghirup makanan atau minuman, bakteri dapat masuk ke paru-paru. Ini dapat menyebabkan perkembangan pneumonia bakteri.

Dalam kasus lain, seseorang mungkin menghirup bahan kimia yang merusak paru-paru.

Hal ini dapat menyebabkan pneumonitis kimia, peradangan paru-paru yang dapat berkembang menjadi pneumonia.

Bahan kimia rumah tangga biasa seperti klorin, pupuk, dan asap semuanya dapat menyebabkan pneumonitis kimia, seperti halnya asam lambung yang terhirup ke paru-paru.

Perawatan untuk pneumonia aspirasi atau pneumonia kimia akan tergantung pada zat apa yang terhirup dan apakah zat itu dapat dikeluarkan dari paru-paru atau tidak.

Pneumonitis aspirasi maupun pneumonia kimia penting diwaspadai karena dapat menyebabkan masalah paru-paru kronis.

Siapa saja yang mencurigai memiliki jenis pneumonia ini, penting untuk dapat berkonsultasi dengan dokter.

Dokter bisa membantu memastikan kondisi yang tejadi sekaligus memberikan saran pengobatan terbaik.

https://health.kompas.com/read/2021/11/08/133200868/5-jenis-pneumonia-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke