Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minum Kopi Kok Bikin Kebelet BAB?

KOMPAS.com - Kopi membantu kita untuk betah begadang sudah menjadi pengetahuan umum, tetapi bagaimana efek kopi yang bisa merangsang untuk buang air besar (BAB)?

Mengutip Healthline, secangkir kopi yang diseduh menyediakan sekitar 95 mg kafein.

Kafein adalah zat yang mampu memberikan energi pada tubuh, selain itu juga merangsang keinginan untuk BAB.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kopi dapat mengaktifkan kontraksi di usus besar dan otot usus.

Kontraksi di usus besar mendorong kotoran ke rektum atau BAB.

Mengutip Medical News Today, studi pada 1998 menemukan bahwa kopi berkafein, kopi tanpa kafein, dan makanan 1.000 kilokalori (kkal) menyebabkan lebih banyak kontraksi di usus besar dari pada air saja.

Para peneliti juga menyimpulkan bahwa kopi berkafein merangsang gerakan di usus besar 60 persen lebih kuat dari pada air dan 23 persen lebih banyak dari pada kopi tanpa kafein.

Efek makan makanan 1.000 kkal untuk BAB sama dengan minum kopi berkafein.

Namun studi dari European Journal of Gastroenterology and Hepatology tersebut sangat kecil, hanya melibatkan 12 peserta.

Studi lain dengan 6 peserta menunjukkan bahwa minum kopi setelah makan bisa membantu perut kosong lebih cepat.

Setelah perut kosong, makanan bisa pindah ke rektum dan merangsang buang air besar.

Sebuah ulasan muncul di "World Journal of Gastroenterology" yang menyatakan bahwa kopi berkafein dapat meningkatkan produksi asam di lambung dan pergerakan usus besar pada beberapa individu.

Studi kecil lainnya dengan 10 peserta mengeksplorasi efek kafein pada fungsi usus besar dan anus.

Ditemukan bahwa kafein menyebabkan kontraksi yang lebih kuat di anus dan rektum.

Selain kafein, kopi mengandung senyawa yang bisa merangsang BAB, yaitu asam klorogenik dan N-alkanoyl-5-hydroxytryptamides.

Mengutip Healthline, studi telah menemukan bahwa asam klorogenik dan N-alkanoyl-5-hydroxytryptamides dapat merangsang produksi asam lambung.

Asam lambung membantu mengolah makanan dan memindahkan kotorannya dengan cepat melalui usus.

Setelah minum kopi dapat membuat usus besar lebih aktif. Ini disebut refleks gastrokolik.

Ini adalah refleks yang sama yang mengaktifkan usus besar setelah kita makan.

Meskipun kopi tidak dianggap sebagai makanan, kopi mungkin memiliki dampak yang sama pada usus.

2. Hormon

Mengutip Medical News Today, kopi juga bisa merangsang pelepasan hormon yang disebut cholecystokinin dari usus.

Para peneliti telah menunjukkan bahwa cholecystokinin dapat merangsang pergerakan usus.

Masih belum jelas komponen kopi apa yang merangsang pelepasan hormon holecystokinin ini.

Mengutip Healthline, hormon cholecystokinin tidak hanya dapat meningkatkan pergerakan makanan melalui usus besar, tetapi juga terkait dengan refleks gastrokolik, yang membuat BAB.

Selain cholecystokinin, kopi juga merangsang hormon gastrin.

Hormon gastrin adalah hormon seperti kafein, yang membuat usus besar lebih aktif.

Satu studi menemukan bahwa minum kopi biasa atau kopi tanpa kafein meningkatkan kadar gastrin masing-masing 2,3 dan 1,7 kali, dibandingkan dengan minum air putih.

3. Memburuknya gejala IBS

Mengutip Medical News Today, banyak orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) melaporkan bahwa muncul efek diare setelah mereka minum kopi.

Peneliti dalam sebuah studi 2016 menyimpulkan bahwa kopi adalah pemicu yang dapat memperburuk gejala IBS pada beberapa orang.

Satu studi pada 2015 meneliti bagaimana orang dengan penyakit radang usus (IBD) merasakan efek kopi pada kondisi mereka. Dari 442 peserta, 73 persen rutin minum kopi.

Dari mereka yang tidak minum kopi, 62 persen percaya bahwa kopi memperburuk gejala usus mereka.

Beberapa peserta dengan IBD yang percaya bahwa kopi memperburuk gejala penyakit mereka, masih minum kopi.

4. Susu dan krim

Mengutip Medical News Today, sekitar 65 persen populasi dunia tidak dapat sepenuhnya mencerna laktosa setelah masa bayi.

Laktosa adalah gula dalam susu dan makanan olahan susu lainnya. Intoleransi laktosa dapat menyebabkan diare.

Orang yang menambahkan produk susu ke kopi mereka mungkin mengalami efek rangsangan untuk BAB.

Mengutip Medical News Today, para peneliti belum mengkonfirmasi teori bahwa kopi membuat orang BAB.

Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap kopi, sementara yang lain mungkin tidak merasakan efek apa pun pada perut mereka dari kopi.

Para peneliti melakukan banyak penelitian tentang efek pencahar kopi pada sekelompok kecil orang.

Studi lebih lanjut dengan populasi sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi bagaimana kopi dapat mempengaruhi aktivitas usus.

Mengutip Healthline, satu studi terkemuka tentang topik ini menemukan bahwa 29 persen peserta mengalami peningatakan hasrat untuk BAB setelah 20 menit minum kopi.

Anehnya, 53 persen dari semua wanita dalam penelitian ini terpengaruh oleh dorongan untuk BAB.

Wanita lebih rentan terhadap rangsangan untuk BAB setelah minum kopi.

Sebab, kondisi pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria.

Orang dengan IBS dan orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih sensitif terhadap rangsangan untuk BAB setelah minum kopi.

https://health.kompas.com/read/2022/01/20/060000868/minum-kopi-kok-bikin-kebelet-bab-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke