KOMPAS.com - Sejumlah herbal dapat berfungsi menjadi penghilang rasa sakit alami, yang perannya mirip ibuprofen dan acetaminophen.
Ibuprofen dan acetaminophen merupakan obat resep yang memang efektif untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi sering kali memberikan efek ketergantungan.
Sementara itu, banyak herbal dan rempah-rempah yang memiliki sejarah panjang digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Kendati demikian, belum semua dari herbal dan rempah itu yang telah diteliti dengan baik fakta manfaat dan keamanannya (terutana dalam hal dosis).
Namun jika Anda berurusan dengan masalah kronis, sebaiknya bicarakan dengan dokter sebelum membeli obat alami apa pun.
Sebab, obat alami ini kadang-kadang dapat mengganggu obat lain yang telah Anda pakai.
Sebagai informasi berikut daftar obat herbal penghilang rasa sakit yang umum digunakan:
1. Kunyit
Kunyit umumnya dikenal sebagai bumbu khas yang memberi warna kuning pada nasi kuning atau opor ayam. Namun, rempah ini memiliki sejarah panjang sebagai obat alami penghilang rasa sakit.
Mengutip Healthline, kunyit mengandung senyawa kurkumin, antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari molekul radikal bebas yang dapat merusak sel.
Rempah ini juga telah dipelajari dengan baik karena kemampuannya untuk meredakan pembengkakan dan mengurangi peradangan.
Kunyit sebagai obat dapat digunakan sebagai suplemen dan sering dipasangkan dengan piperin (senyawa yang ditemukan dalam lada hitam) untuk meningkatkan penyerapannya.
Kunyit mungkin berguna untuk pengobatan berbagai kondisi, termasuk:
Meskipun kunyit umumnya dianggap aman, beberapa efek samping telah dilaporkan.
Beberapa efek samping yang paling umum, seperti:
Berhenti menggunakannya, jika Anda mengalami efek samping negatif.
2. Cengkih
Mengutip Healthline, cengkih banyak digunakan sebagai penghilang rasa sakit alami karena kandungan eugenol, senyawa bioaktif utama dari cengkih.
Beberapa obat gosok yang dijual bebas menggunakan eugenol sebagai komposisinya.
Cengkih juga dapat ditemukan dalam bentuk kapsul atau bubuk.
Cengkih sering digunakan untuk merawat berbagai kondisi, seperti:
Beberapa riset menunjukkan bahwa cengkih dapat digunakan untuk mengobati infeksi jamur, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi pada manusia.
Ketika digunakan sebagai suplemen, cengkih dapat dikaitkan dengan efek samping seperti:
Meskipun minyak cengkeh dapat dioleskan untuk mengobati masalah seperti sakit gigi, minyak cengkih yang tidak diencerkan sebenarnya bisa melukai gusi Anda.
Orang dengan gangguan pendarahan atau yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah juga harus berhati-hati saat mengkonsumsi produk cengkih, karena cengkih dan minyak cengkih dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Untuk itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen herbal yang mengandung cengkih.
3. Boswellia
Mengutip Healthline, boswellia atau dikenal sebagai pohon kemenyan sering digunakan sebagai obat pil atau salep (topikal) untuk mengobati:
Studi 2020 melibatkan 545 orang menemukan bahwa Boswellia adalah pengobatan yang efektif dan aman untuk peradangan sendi (osteoarthritis), yang mana bisa mengurangi rasa sakit dan kekakuan.
Meskipun Boswellia umumnya aman, aplikasi topikal dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Ini juga dapat berinteraksi secara negatif dengan obat-obatan tertentu, termasuk obat antikoagulan dan antiplatele.
4. Jahe
Mengutip Medical News Today, jahe atau Zingiber officinale adalah akar yang menjanjikan sebagai pereda rasa sakit alami.
Tinjauan sistematis 2015 menemukan bahwa menelan 2 gram jahe per hari secara sederhana mengurangi nyeri oto akibat latihan ketahanan dan berlari, ketika orang meminumnya setidaknya selama 5 hari.
Para peneliti juga merkomendasikan jahe untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi peradangan yang berhubungan dengan olahraga.
5. Minyak lavender
Mengutip Medical News Today, lavender dapat membantu menjadi obat alami penghilang rasa sakit, yang umumnya digunakan dalam bentuk minyak esensial.
Orang menggunakan minyak lavender untuk menghilangkan rasa sakit, membantu tidur, dan meredakan kecemasan.
Sebuah studi skala kecil pada 2012 menemukan bahwa menghirup minyak lavender dapat mengurangi rasa sakit terkait dengan sakit kepala migrain dibandingkan dengan plasebo.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa minyak lavender juga memiliki efek penghilang rasa sakit, anti-inflamasi, dan antioksidan.
Peringatan bahwa minyak levender tidak untuk ditelan karena dapat menjadi racun.
Selain itu, minyak lavender perlu diencerkan dalam minyak pembawa, sepert minyak zaitun, sebelum digunakan.
6. Minyak rosemary
Mengutip Medical News Today, minyak rosemary adalah minyak esensial lain yang dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis L), dapat membantu mengobati sakit kepala, nyeri otot dan tulang, serta kejang.
Minyak rosemary juga dapat berfungsi untuk:
Dalam penggunaannya disarankan untuk mengencerkan dahulu minyak esensial rosemary dengan minyak pembawa, seperti minyak zaitun.
Gunakan 3-5 tetes minyak esensial rosemary untuk setiap ons minyak pembawa.
Para peneliti mengatakan bahwa ramuan itu bekerja pada reseptor di otak yang disebut reseptor opioid, yang terlibat dengan sensasi rasa sakit.
Uji klinis pada 2013 menemukan bahwa minyak rosemary mengurangi rasa sakit pada orang yang mengalami penarikan opium.
7. Minyak kayu putih
Mengutip Medical News Today, kayu putih adalah obat herbal penghilang rasa sakit dari tanaman Eucalyptus, yang digunakan dalam bentuk minyak.
Minyak kayu putih dapat membantu mengurangi rasa sakit, bengkak, dan peradangan.
Menurut studi 2013, menghirup minyak kayu putih dapat menghilangkan rasa sakit dibandingkan dengan minyak almond.
Partisipan dalam studi itu menghirup minyak kayu putih selama 30 menit per hari selama 3 hari.
Mereka semua adalah pasien yang baru pulih dari operasi penggantian lutut.
8. Minyak peppermint
Minyak peppermint berasal dari tanaman Mentha piperita L.
Mengutip Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman peppermint memiliki efek:
Senyawa aktif yang berperan dalam minyak peppermint termasuk carvacrol, mentol, dan limonene.
Orang sering menggunakan minyak esensial peppermint encer sebagai pengobatan topikal, artinya mereka mengoleskan minyak encer ke area yang terasa sakit atau nyeri.
Satu tinjauan pada 2015 mencatat bahwa orang secara tradisional menggunakan peppermint untuk meredakan kejang yang menyakitkan dan masalah yang terkait dengan radang sendi.
Hindari mengoleskan minyak peppermint pada kulit yang rusak.
Hal itu dapat menyebabkan reaksi alergi, jadi lakukan tes di tempat sebelum menggunakan minyak peppermint pada area yang sakit.
Disarankan tidak menggunakan minyak peppermint di sekitar anak-anak.
9. Feverfew
Mengutip Medical News Today, feverfew (Tanacetum parthenium) adalah tumbuhan semak dari keluarga Asteraceae yang dapat berfungsi sebagai obat herbal.
Kegunaan tradisionalnya antara lain untuk:
Feverfew mengandung senyawa yang dapat mengurangi peradangan dan kejang otot.
Beberapa peneliti percaya bahwa senyawa aktif yang memiliki peran utama itu adalah seskuiterpen lakton dan flavonoid.
The American Migraine Foundation menyatakan bahwa ada hasil yang beragam tentang seberapa efektif feverfew sebagai obat herbal.
Tinjauan penelitian pada 2011 menyimpulkan bahwa bunga dan daun feverfew memiliki sifat analgesik atau penghilang rasa sakit.
Namun, feverfew dapat menyebabkan efek samping seperti:
Jadi, disarankan untuk bertanya dengan dokter sebelum mencoba feverfew.
https://health.kompas.com/read/2022/05/21/130000968/9-herbal-penghilang-rasa-sakit-alami