KOMPAS.com - Cara menyusui bayi dengan benar bisa mempengaruhi kecukupan ASI yang didapat si kecil.
Selain itu, menyusui bayi dengan benar juga dapat meminimalisir masalah payudara ibu, misalnya puting nyeri dan lecet.
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, pertama-tama sebelum memberikan menyusui bayi ibu harus:
Mengutip buku "Ensiklopedia Calon Ibu" (2008) oleh Yazid Subakti, S.Si dan Deri Rizki Anggarani, SGz, puting dan areola disarankan diolesi ASI sebelum atau sesudah menyusui karena ASI mengandung zat pelembab yang melembutkan dan mengandung disinfektan.
Langkah selanjutnya adalah:
1. Sangga payudara
Sangga payudara ibu dengan tangan, di mana posisi ibu jari di bagian atas payudara, jaraknya sekitar 1 jari di atas areola atas, 4 jari lainnya menyangga payudara baawah.
Posisi payudara terangkat dengan puting mengarah ke atas, sehingga mulut bayi bisa menempel pada puting dan areola untuk pelekatan (latch on).
2. Dekatkan puting
Dekatkan puting ibu ke bibir bayi hingga mulutnya terbuka lebar.
Apabila puting sulit masuk ke mulut bayi, lakukan trik "sandwich" yaitu menekan puting ibu dengan jempol dan telunjuk menjadi segepeng mungkin.
Itu untuk paralel dengan bibir bayi, dengan begitu dapat lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.
3. Perhatikan dagu bayi
Dagu bayi adalah bagian pertama yang melekat di payudara ibu saat menyusui.
Jadi pastikan dagu bayi menekan payudara selama dia menyusu, tapi hidungnya tidak menempel.
4. Pastikan kondisi mulut dan lidah bayi
Pastikan mulut bayi terbuka lebar dan lidah terletak di bawah ketika menyusu.
Sebagian besar daerah areola harus masuk ke mulut bayi, terutama areola di bagian bawah.
Kemudian, ibu bisa merasakan sampai bayi mulai menghisap puting untuk menyusu.
Jadi, kunci pelekatan benar dalam menyusui adalah:
Durasi menyusui
Mengutip buku "Ensiklopedia Calon Ibu" (2008) oleh Yazid Subakti, S.Si dan Deri Rizki Anggarani, SGz, durasi menyusu tiap anak wajar berbeda karena sesuai dengan kebutuhan dan usianya.
Untuk pertama kali, mungkin bayi menyusu hanya sebentar. Mungkin hanya 4 menit, tapi bisa juga lama.
Ada bayi yang sejak awal menyusunya lama.
Namun, biasanya di periode awal durasi menyusui lebih pendek karena ASI memang belum keluar dan ibu hanya menghasilkaan kolostrum.
Kolostrum yaitu ASI yang keluar di hari ke-1 hingga ke-4 yang berjumlah kecil.
Saat bayi mendapatkan cukup ASI, biasanya ia akan melepaskan payudara dengan sendirinya atau tertidur.
Namun, jika ibu merasa perlu menghentikan bayi menyusu, lakukanlah dengan pelan-pelan dengan tekan puting ibu dengan jari kelingking untuk memotong hisapan bayi.
Kecukupan ASI
Mengutip buku "Ensiklopedia Calon Ibu" (2008) oleh Yazid Subakti, S.Si dan Deri Rizki Anggarani, SGz, ciri-ciri kebutuhan ASI bayi tercukupi meliputi:
Sementara, ciri-ciri bayi yang kekurangan ASI meliputi:
Ada pun penyebab umum ASI tidak mencukup kebutuhan bayi meliputi:
Disarankan menyusui bayi sesering mungkin dengan kedua belah payudara secara bergantian dan menghindari penggunaan dot/empeng.
Kementerian Kesehatan menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI lanjutan secara optimal hingga 2 tahun atau lebih.
Itu dinilai merupakan hal mutlak untuk meningkatan kesehatan bayi.
https://health.kompas.com/read/2022/05/23/150000468/bagaimana-cara-menyusui-bayi-