Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Gejala Klinis HIV menurut WHO

Apabila tidak diobati dengan cepat dan tepat, penyakit ini bisa berkembang menjadi AIDS atau acquired immune deficiency syndrome.

Terdapat beberapa gejala klinis HIV menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. Simak penjabaran berikut.

Gejala klinis HIV menurut WHO

Ada beberapa ciri-ciri HIV yang perlu diwaspadai berdasarkan stadium klinis WHO. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, berikut di antaranya:

  • Kelenjar getah bening bengkak

Pembengkakan kelenjar getah bening adalah gejala awal HIV. Pembengkakan kelenjar ini bisa lebih dari dua tempat dan ukurannya di atas satu Centimeter. Pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan ini juga bertahan lebih dari tiga bulan.

  • Berat badan turun tanpa sebab jelas

Penderita HIV biasanya juga mengalami penurunan berat badan sampai nyaris 10 persen dari bobot tubuhnya. Berat badan turun ini tanpa sebab jelas. Penderita tidak sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan, atau menjalani olahraga berat.

  • Infeksi saluran napas atas berulang

Ciri-ciri HIV lainnya yakni infeksi saluran napas atas (ISPA) yang ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, radang di telinga atau tenggorokan. Penderita umumnya mengalami ISPA berulang, atau lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.

  • Herpes zoster

Penderita HIV juga jamak mengembangkan penyakit herpes zoster atau cacar ular. Penyakit ini ditandai dengan ruam atau bintik-bintik dan terasa nyeri di sejumlah bagian tubuh. Bintik-bintik ini berkembang mengikuti pola akar saraf.

  • Sering sariawan

Awal tahap HIV juga bisa menyebabkan penderita sering mengalami sariawan atau luka robekan di sudut mulut. Penyebab sariawan terkait HIV ini tidak berasal dari kekurangan vitamin tertentu atau zat besi. Sariawan tersebut muncul lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.

  • Kulit bersisik dan gatal

Gejala HIV pada kulit juga bisa dikenali dari kondisi sebagian kulit yang bersisik dan gatal. Terutama di kulit kepala, ketiak, punggung atas, dan selangkangan.

  • Infeksi jamur pada kuku

Infeksi jamur pada kuku bisa muncul ketika penderita terserang virus HIV. Beberapa tandanya antara lain bagian dasar kuku membengkak, kuku nyeri dan terlihat kemerahan, atau kuku terlepas apabila kondisi infeksi cukup parah.

  • Pendarahan di gusi

Penderita HIV jamak mengembangkan bercak kemerahan berbentuk pita yang mengikuti kontur garis gusi. Kondisi ini disebabkan pendarahan spontan.

  • Kutil tumbuh di beberapa bagian tubuh

Penyakit HIV dapat ditandai dengan munculnya beberapa kutil atau benjolan kecil-kecil di kulit yang teraba kasar di telapak kaki dan wajah. Kutil ini terkadang tumbuh cukup banyak sampai mengganggu penampilan.

  • Kelenjar ludah bengkak

Pembengkakan kelenjar ludah atau parotis di bagian samping wajah yang kerap timbul dan hilang secara berulang, tidak nyeri, dan sebabnya tidak jelas termasuk salah satu gejala klinis HIV.

  • Sering diare

Penderita HIV biasanya juga sering diare tanpa sebab jelas. Saat diare kambuh, penderita bisa buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari. Kondisi sering diare ini berlangsung lebih dari sebulan.

  • Demam tanpa sebab jelas

Infeksi virus HIV bisa menyebabkan penderita sering merasakan gejala demam atau suhu tubuh naik di atas 37,5 derajat Celsius. Sering demam ini muncul selama lebih dari sebulan.

  • Perubahan kondisi lidah

Ketika daya tahan tubuh melemah setelah terserang HIV, penderita bisa mengembangkan infeksi jamur di mulut. Penyakit ini ditandai dengan bagian tengah lidah kemerahan atau kekuningan, bagian tepi atau samping lidah keputihan, dan lidah terasa sakit.

Di luar gejala klinis HIV di atas, penderita juga bisa mengembangkan infeksi lain seperti tuberkulosis (TBC), pneumonia, meningitis, empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, bakteremia, radang panggul, atau infeksi gigi dan mulut.

https://health.kompas.com/read/2022/08/26/103100568/13-gejala-klinis-hiv-menurut-who

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke