Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengatasi Sembelit Tanpa Serat

Jika solusi serat dapat mengatasi sembelit, tentunya kotoran hewan-hewan herbivora akan berbentuk sosis, seperti kotoran manusia. Nyatanya, yang memiliki kotoran seperti manusia adalah karnivora.

Berbagai herbivora justru memperihatkan kondisi kotoran yang merupakan gangguan pada manusia.

Cara kerja saluran cerna

Pengaturan pembuangan sisa makanan tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Banyak hal yang memengaruhi proses pembuangan sisa makanan. Selain berbagai mikroorganisme di dalam saluran cerna, pengaruh berbagai enzim dan hormon justru sangat berperan mengatur proses pembuangan sisa makanan.

Kerja saluran cerna dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Dengan kendali saraf simpatis dan parasimpatis, saluran cerna menghasilkan berbagai enzim untuk mencerna makanan.

Selanjutnya, setelah melalui serangkaian reaksi biokimia yang kompleks dihasilkan berbagai zat yang lebih kecil dan sederhana. Zat-zat yang lebih kecil dan sederhana memungkinkan untuk diabsorpsi oleh dinding saluran cerna.

Proses pencernaan oleh dinding halus juga merangsang pelepasan inkretin. Inkretin terutama GIP dan GLP-1 berperan dalam mengatur pelepasan insulin dan penghambatan pelepasan glukagon oleh pankreas.

Glukagon dan insulin adalah dua hormon terpenting yang dihasilkan pankreas. Kedua hormon itu berperan dalam metabolisme berbagai zat di dalam tubuh.

Insulin sebagai hormon anabolik sedangkan glukagon adalah hormon katabolik. Sebagai hormon anabolik tugas insulin adalah memicu proses sintesa (pembentukan) berbagai zat  di dalam tubuh, tergantung dari jenis bahan yang diperolehnya.

Karbohidrat yang merupakan bahan makanan terbanyak dipecah menjadi monosakarida, terutama glukosa. Selanjutnya dengan perintah insulin sel-sel tubuh mengubah glukosa menjadi berbagai zat lain. Zat-zat itu kelak akan digunakan dalam proses metabolisme selanjutnya.

Senyawa-senyawa yang berasal dari karbohidrat yaitu lipid atau lemak, senyawa glikoprotein seperti DNA dan RNA, dan proteoglikan seperti pada tulang rawan. Glukosa bebas yang ditemukan dalam darah dan organ lain tidak berasal dari makanan. Glukosa bebas berasal dari proses pemecahan oleh glukagon.

Selain karbohidrat, insulin juga memengaruhi pembentukan asam amino yang berasal dari pemecahan protein di saluran cerna. Selanjutnya asam amino ini akan dibentuk menjadi senyawa-senyawa lain yang diperlukan tubuh.

Senyawa-senyawa tersebut meliputi peptida, polipeptida, protein, glikoprotein, proteoglikan, lipoprotein, dan proteolipid. Bisa disebut asam amino adalah struktur terbanyak kedua di dalam tubuh, setelah air.

Selanjutnya lemak yang berasal dari saluran cerna akan dipecah menjadi asam lemak. Asam lemak akan menjadi bahan baku utama pembentukan senyawa sterol yaitu hormon-hormon anabolik,  seperti testosteron, progesteron, estrogen dan lain-lain.

Asam lemak juga penting dalam membentukan senyawa lipoprotein dan proteolipid. Kedua senyawa tersebut penting dalam menjaga struktur sel. Lipoprotein juga penting dalam transpor zat yang tidak larut air.

Kembali pada glukosa bebas yang berasal dari proses pemecahan oleh glukagon. Proses pemecahan ini sangat penting sehingga tidak terjadi kondisi kekurangan glukosa pada otak.

Sel otak menggunakan terutama glukosa sebagai sumber energi. Meski dalam kondisi tertentu dapat menggunakan benda keton. Namun dari beberapa penelitian diperoleh nilai 20 persen aktivitas otak yang dapat menggunakan keton.

Selebihnya menggunakan glukosa. Glukagon memengaruhi pemecahan glukosa melalui proses glukoneogenesis dan glikogenolisis.

Selanjutnya glukosa yang dihasilkan akan memengaruhi peningkatan tekanan osmotik (kekentalan) darah. Peningkatan osmotik akan merangsang pelepasan somatostatin di kelenjar hipofise.

Somatostatin merupakan senyawa neurotransmitter. Somatostatin memengaruhi penghentian pelepasan insulin dan glukagon oleh pankreas, sehingga pemecahan glukosa tidak terjadi terus menerus.

Somatostatin juga bekerja pada saraf simpatis yang mengatur saluran cerna. Efeknya adalah meningkatkan kontraktilitas (contractility) saluran cerna dan memicu pengosongan sisa makanan.

Beberapa kelainan yang menyerang saluran cerna mengakibatkan kelumpuhan saraf simpatis, sehingga kontraktilitas  saluran cerna menurun dan sisa makanan tidak dapat dikeluarkan.

Selain oleh peningkatan tekanan osmotik, pelepasan somatostatin juga dipengaruhi oleh sitokin. Sitokin merupakan mediator peradangan yang dilepaskan jika ada kerusakan sel. Perangsangan pelepasan somatostatin oleh sitokin muncul sebagai keluhan diare.

Hal ini terlihat pada pasien-pasien Covid19. Meski Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyerang saluran pernafasan. Pelepasan sitokin mengakibatkan munculnya keluhan diare pada penderita Covid-19.

Sembelit karena glokasa rendah

Jadi kembali pada pembicaraan awal tentang sembelit. Sembelit justru disebabkan oleh rendahnya kadar glukosa darah. Kondisi ini muncul karena tubuh tidak pernah atau sedikit melakukan glukoneogenesis.

Dengan membatasi waktu makan terakhir empat jam sebelum tidur maka akan memicu proses glukoneogenesis. Buktikan, anda tidak perlu makan serat apapun untuk mengatasi sembelit.

Batasi waktu makan, minum setelah buang air kecil. Mudah-mudahan keluhan pencernaan anda akan segera pulih.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

https://health.kompas.com/read/2022/09/24/123357168/mengatasi-sembelit-tanpa-serat

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke