Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kematian Mendadak Usai Olahraga

Kompas.com - 05/02/2011, 12:40 WIB

Kompas.com - Melakukan gerak badan secara teratur banyak disarankan untuk mengurangi penyakit kardiovaskular. Namun, tidak sedikit orang yang justru terkena serangan jantung setelah berolahraga. Sebelumnya, seniman Betawi Benyamin S dan pelawak Basuki meninggal saat bermain bola. Terakhir, aktor sekaligus politisi Partai Demokrat Adjie Massaid menghembuskan nafas terakhir usai bermain futsal.

Serangan jantung yang timbul usai berolahraga itu, menurut dr.Grace Tumbelaka, Sp.OK, biasanya terjadi pada orang yang punya risiko penyakit jantung atau pada mereka yang jantungnya tidak terlatih namun nekat berolahraga.

"Coba perhatikan orang-orang yang mengalami kematian mendadak itu, biasanya mereka sudah tidak muda lagi dan karena kesibukannya tidak bisa menyempatkan olahraga secara rutin," papar dr.Grace, ahli kedokteran olahraga ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/2/2011).

Ia menambahkan, setiap olahraga permainan, seperti basket, sepak bola, tenis, atau futsal, memiliki sifat yang hampir sama. "Yang menyebabkan serangan jantung adalah karena jantungnya tidak terlatih. Kalau seseorang sudah biasa olahraga sejak muda, tidak terputus dan rutin dilakukukan tiga kali seminggu, maka mengalami efek akibat olahraga lebih kecil," katanya.

Karena itu, ia menyarankan agar setiap orang yang sudah berusia 40 tahun melakukan pemeriksaan kesehatan untuk menentukan jenis latihan yang tepat. "Di usia ini rata-rata orang punya risiko penyakit jantung," imbuhnya.

Grace menambahkan, setiap tahapan usia memiliki tingkat latihan dan porsi tersendiri, terutama intensitasnya.

"Saat berolahraga, kebutuhan jantung akan oksigen meningkat dan jantung akan memompa lebih keras lagi. Jika sebelumnya sudah ada sumbatan di pembuluh darah, ini bisa membuat kebutuhan oksigen jantung tidak tercukupi," kata dokter yang pernah  menangangi tim Pelatnas PBSI ini.

Untuk mereka yang telah berusia paruh baya, pemeriksaan prepartisipasi wajib dilakukan. "Pemeriksaan ini sekarang baru dilakukan para atlet, padahal ini bisa dilakukan semua orang untuk menentukan jenis olahraga yang tepat," paparnya.

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, olahraga seharusnya dilakukan dengan tepat dan diawasi sehingga tidak berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Terkini Lainnya
    Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
    Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
    Health
    Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
    Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
    Health
    Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
    Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
    Health
    Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
    Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
    Health
    Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
    Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
    Health
    Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
    Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
    Health
    Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
    Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
    Health
    Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
    Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
    Health
    Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
    Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
    Health
    Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
    Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
    Health
    Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
    Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
    Health
    Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
    Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
    Health
    Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
    Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
    Health
    Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
    Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
    Health
    Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
    Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
    Health
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Komentar di Artikel Lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau