KOMPAS.com – Para orang tua yang memiliki bayi dengan berat badan di bawah normal penting untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai risiko kematian mendadak bayi di tempat tidur atau cot death. Menurut penelitian terbaru, bayi yang lahir dengan bobot kurang dari 2,5 kg, berisiko lima kali lebih besar mengalami kematian mendadak dibandingkan bayi dengan berat badan normal.
Lembaga yang meneliti penyebab kematian bayi di Inggris (FSID) mencatat, ada sekitar 316 bayi meninggal secara tiba-tiba di Inggris pada tahun 2009. Jumlah tersebut berangsur menurun lebih dari 70 persen, sejak para orang tua mulai mengikuti saran pengurangan risiko tersebut. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, ada 300 bayi meninggal secara mendadak setiap tahunnya.
"Perlu diketahui bahwa orangtua yang merokok dapat meningkatkan risiko kematian menddadak. Tetapi bayi yang lahir dengan berat badan rendah juga merupakan kelompok yang sangat rentan, terutama di bulan pertama kehidupannya. Jadi sangat penting bagi orang tua diberikan informasi tentang bagaimana mengurangi risiko kematian bayi mereka,” kata Francine Bates, chief executive The Foundation for the Study of Infant Deaths (FSID) .
Ia menambahkan, "bayi berat lahir rendah tidak selalu disebabkan oleh kebiasaan orang tua yang merokok selama kehamilan, karena banyak faktor penyebabnya. Semua ibu yang bayinya lahir di bawah berat 2,5 kilogram harus mengikuti rekomendasi terutama jika bayi mereka tidur di tempat yang terpisah, atau satu ruangan dengan mereka, selama enam bulan pertama."
Berdasarkan data terbaru di Inggris dan Wales tahun 2009, The Office for National Statistics (ONS) menemukan, ada 279 kasus kematian bayi secara mendadak yang tidak dapat dijelaskan, dengan tingkat kematian 0,4 per 1.000 kelahiran hidup.
Dalam laporan tersebut diketahui, beberapa faktor risiko penyebab kematian mendadak pada bayi di antaranya, jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), bayi berat lahir rendah, orang tua tunggal (single parent), dan kehamilan remaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.