Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Ahli Autisme Terbatas

Kompas.com - 15/03/2012, 06:22 WIB

Biaya terapi penyandang autis relatif mahal. Tarif terapi Rp 50.000-Rp 500.000 per jam. Padahal, pasien perlu terapi minimal 6-10 jam per minggu.

Hal serupa terjadi pada guru di sekolah yang menerima anak-anak autis. Kemampuan guru untuk mendidik anak yang berkebutuhan khusus sangat kurang. Akibatnya, banyak sekolah khusus penyandang autis tidak berbeda dengan sekolah umum.

Belum diketahui

Hingga kini, penyebab pasti autisme belum diketahui. Kondisi otak penyandang autis dan anak normal sama. Hanya saja, fungsi otak penyandang autis tidak sebaik anak-anak normal seusianya.

Penelitian hanya menyebut autisme disebabkan oleh gabungan antara faktor genetik yang membuat tubuh kehilangan kemampuan membuang racun dalam tubuh dan paparan negatif dari lingkungan berupa zat polutan, seperti timbal, atau konsumsi makanan dengan pengawet dan pewarna yang tak aman.

”Karena tidak diketahui penyebabnya, autisme tidak bisa dicegah,” kata Melly.

Pandangan negatif masyarakat terhadap penyandang autis masih kuat, terutama di luar Jakarta. Anak autis sering dianggap sebagai anak gila.

Bahkan, banyak orangtua yang malu dan menyembunyikan anak yang mengalami autisme. Ketidaksiapan orangtua menerima kondisi anak apa adanya itu terjadi pada semua kelompok masyarakat, termasuk mereka yang berpendidikan dan berpenghasilan tinggi.

”Tidak ada alasan untuk menutup diri. Bagaimanapun, mereka adalah anak biasa yang perlu diberi kesempatan. Hanya saja, cara untuk mengembangkan anak-anak berkebutuhan khusus itu berbeda,” kata Mohammad Farhan (41), penyiar dan pembawa acara yang memiliki seorang anak penyandang autis.

Ketua II Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu Ratna Sinar Sari Djoko Suyanto mengatakan, upaya penanganan penyandang autis oleh pemerintah belum optimal karena banyak hal yang harus ditangani. Namun, pemerintah menginginkan semua anak Indonesia tumbuh berkualitas, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan dan berkebutuhan khusus. (MZW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau