KOMPAS.com – Bagi Anda yang ingin melakukan operasi kecantikan terutama di seputar mata sebaiknya lebih berhati-hati. Jangan sampai keinginan Anda untuk memperindah wajah berujung pada kegagalan yang justru membawa petaka.
Sebuah kasus di Los Angeles, Amerika Serikat, dapat menjadi cermin bahwa prosedur operasi kecantikan tidak selalu berhasil dengan mulus. Seorang pasien wanita berusia sekitar 60 tahun mengalami pertumbuhan jaringan tulang di bagian matanya setelah menjalani operasi kecantikan.
Pasien ini sebelumnya mengeluhkan sesuatu yang aneh di mata kanannya ketika berkedip. Ia mendengar suara ‘klik’ saat mengedipkan mata seperti ada benda keras. Awalnya ahli bedah kosmetik yang menanganinya, Allan Wu, mengira pasien ini hanya berimajinasi, meskipun ia juga melihat adanya pembengkakan di mata pasien itu. Namun ternyata setelah diperiksa, ia terkejut menemukan beberapa potongan kecil tulang di mata kanan pasien itu
Ditemukannya potongan tulang dan pembengkakan kelopak mata adalah hasil facelift gagal yang dijalani pasien itu tiga bulan sebelumnya dengan dokter bedah yang berbeda. Pada proses facelift, dokter bedah menyuntikkan stem cell atau sel punca yang berasal dari lemak perut pasien itu langsung ke daerah sekitar matanya.
Ternyata, dokter itu juga menyuntikkan senyawa yang berbasis kalsium sebagai filler atau pengisi untuk menghilangkan beberapa kerutan. Reaksi antara stem cell dan kalsium diduga menyebabkan tumbuhnya jaringan tulang di bawah kulitnya.
Lalu bagimana dengan suara “klik” yang didengar pasien itu? Suara ini disebabkan bagian-bagian tulang yang tumbuh di sekitar matanya beradu satu sama lain ketika mengedipkan mata.
Stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel khusus seperti kulit atau tulang, dan telah disebut-sebut sebagai inovasi besar bagi dunia kedokteran, termasuk operasi plastik. Tetapi karena metode stem cell masih relatif baru, prosedur dan peraturan penggunaan stem cell masih belum terstandarisasi.
"Banyak yang bilang stem cell adalah harapan baru, namun pada saat yang sama kita harus benar-benar berhati-hati," kata Paul Knoepfler, seorang ahli biologi sel di University of California.
"Ketika menjalani pengobatan dengan stem cell, tentu harus diperhatikan obat yang dikonsumsi. Dan kita juga belum mengetahui efek samping yang ditimbulkannya," kata Knoepfler.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.