TANYA :
Dok. Saya ingin menanyakan tentang penyakit psikosomatik. Beberapa hari yang lalu, teman saya didiagnosa psikosomatik, dari tanda-tanda yang saya lihat selama ini, dia memang sering memanfaatkan penyakitnya untuk mendapat perhatian dari orang lain dan untuk mendapat belas kasihan. Hal itu berlangsung berkali-kali dan selalu berulang setiap kali dia merasa tertekan atau ada masalah, maka dia memanfaatkan penyakit yang diidapnya yaitu penyakit ginjal, karena dia memang punya kelainan ginjal.
Namun seringkali setiap kondisinya drop dan dibawa ke rumah sakit, maka dokter tidak menemukan adanya kelainan pada ginjal atau secara fisiologis dia sehat. Namun beberapa waktu lalu saya sempat membaca rekam medisnya bahwa ternyata dokter mendiagnosanya psikosomatis. Apakah benar yang dialami oleh teman saya adalah psikosomatis dok? Dan bagaimanakah saya sebagai orang terdekatnya untuk menghadapi orang seperti itu. Terima kasih dok atas jawabannya.
(Renjana, 20, Purwokerto)
JAWAB :
Renjana yang baik,
Saya senang mendengar anda begitu perhatian pada teman anda. Bicara tentang diagnosis, sebenarnya Psikosomatik bukanlah diagnosis medis. Psikosomatik lebih merujuk pada suatu kondisi atau gejala yang berhubungan dengan adanya gangguan fisik akibat kondisi psikologis.
Secara lebih jauh lagi dikatakan Psikosomatik sebenarnya adalah konsep berpikir modern dalam memandang penyakit pada manusia yang terdiri dari jiwa dan raga. Pasien yang mengalami gangguan psikosomatik sebenarnya banyak latar belakangnya.
Beberapa bahkan tidak menyadari adanya stres atau tekanan dalam dirinya. Ada juga pasien yang secara "tidak sadar" memperoleh manfaat (secondary gain) dari gejala sakit yang dialaminya, walaupun ternyata gejala sakit itu ternyata adalah kondisi psikosomatik.
Dukungan sosial terhadap orang yang mengalami kasus seperti teman anda biasanya lebih diutamakan daripada pengobatan dengan obat-obatan. Psikiater juga jika bertemu dengan kasus seperti ini akan lebih mengedepankan proses psikoterapi daripada pengobatan untuk kondisi fisiknya.
Kepribadian pasien biasanya menjadi fokus utama dan kekuatan ego pasien juga menjadi fokus perbaikan. Anda sebagai teman bisa belajar memberikan dukungan kepada teman anda ini dengan pengetahuan yang didapatkan dari membaca buku-buku yang sesuai. Jika mengalami kesulitan bisa menghubungi psikiater.
Semoga membantu.
Salam Sehat Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.