Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurangi Jatah Belanja asal Bisa Tetap Merokok

Kompas.com - 26/07/2013, 14:55 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com — Ibu hamil yang tetap merokok menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Dalam studi terbaru juga diketahui bahwa orangtua yang merokok cenderung kurang peduli terhadap anak mereka.

Survei yang dilakukan perusahaan obat Pfizer ini mengungkapkan betapa kecanduan nikotin membuat para orangtua rela melakukan apa saja asal bisa tetap merokok.

Disebutkan, ayah dan ibu yang sama-sama pecandu rokok lebih memilih mengurangi jatah belanja pakaian dan sepatu anak ketimbang dana untuk membeli rokok berkurang.

Survei yang dilakukan terhadap 6.271 perokok itu mencoba melihat gambaran perilaku gaya hidup para perokok. Meski penelitian ini dilakukan di Inggris, tetapi tampaknya cukup relevan dengan perilaku perokok di banyak negara.

Hasil survei menunjukkan, 60 persen perokok tidak setuju jika harga rokok dinaikkan. Selain itu, mereka juga rela mengurangi anggaran untuk membeli hadiah bagi anak mereka ketimbang harus mengurangi rokok.

Sebanyak 20 persen responden mengakui bahwa mereka membeli pakaian dan hadiah yang harganya murah saat Natal supaya tersedia cukup uang untuk membeli rokok. Namun, yang lebih mengejutkan, 17 persen pecandu rokok mengatakan mengurangi jatah belanja makanan dan minuman.

Sementara itu, 9 persen responden atau sekitar 350 orang mengatakan pernah mencuri uang dari celengan anak mereka untuk membeli rokok.

Hasil survei yang mengejutkan ini masih berlanjut. Kurang dari 13 persen responden ternyata berhenti membawa anaknya pada kegiatan seusai sekolah. Sekitar 17 persen memotong jatah pembelian mainan. Sedangkan kurang dari 7 persen menolak mengeluarkan uang untuk biaya piknik sekolah. Hal ini semata untuk memenuhi kebutuhan merokoknya.

Kondisi ekonomi yang sulit belakangan ini juga membuat para perokok lebih tertekan. Sebanyak 50 persen mengatakan, mereka takut banyak utang. Tetapi, mayoritas mengatakan masih akan terus melanjutkan kebiasaan merokok.

Jumlah responden yang cukup signifikan mengakui, mereka menjadi ceroboh dan tidak jujur untuk membiayai kebiasaan merokoknya.

Sedikitnya 1.000 orang mengambil sebagian dari tabungannya sendiri untuk merokok, sementara 275 responden mencuri uang dari keluarga atau teman.

"Kebanyakan perokok sadar akan kesulitan ekonomi yang dialaminya. Namun, mereka bahkan tidak peduli pada konsultasi gratis yang bisa didapatkan untuk berhenti merokok," kata peneliti Dr Sarah Jarvis.

Merokok sangat menimbulkan ketergantungan. Jarvis mengatakan, sebanyak 70 persen ingin berhenti merokok. Rata-rata mereka sudah mencoba 4 kali sebelum akhirnya berhasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau