KOMPAS.com - Psikolog Klinis Ratih Ibrahim menyampaikan, momentum libur Lebaran dapat dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga untuk melakukan berbagai aktivitas bersama, sehingga dapat mengurangi ketergantungan anak pada penggunaan gawai.
Menurutnya, libur Lebaran adalah kesempatan ideal untuk meningkatkan kualitas waktu bersama keluarga, sekaligus memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.
“Libur Lebaran merupakan momen yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas bersama keluarga. Saat libur, orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan berbagai aktivitas keluarga seperti memasak bersama, memainkan mainan tradisional, menonton film bersama atau berkunjung ke rumah saudara dan tempat wisata,” ujar Ratih Ibrahim seperti dikutip dari Antara, Senin (17/3).
Baca juga: Psikolog Ungkap Cara Efektif agar Anak Puasa Ramadhan dengan Semangat
Lebih lanjut, psikolog yang juga lulusan Universitas Indonesia itu menyarankan orang tua untuk memberikan contoh dengan membatasi penggunaan gawai selama liburan.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong anak untuk lebih banyak berinteraksi dengan orang tua, serta memahami pentingnya menyeimbangkan waktu antara bermain gawai dengan kegiatan lain yang lebih produktif.
Ratih juga menambahkan, jika anak mulai menunjukkan tanda ketergantungan terhadap gawai, orang tua perlu mencari tahu alasan di balik perilaku tersebut.
“Pendekatan yang bersifat diskusi dapat membantu anak untuk lebih terbuka,” jelasnya.
Dalam hal ini, orang tua bisa membuat kesepakatan dengan anak mengenai batasan penggunaan gawai, seperti aplikasi yang boleh digunakan saat hari sekolah dan berapa lama waktu bermain gadget yang dialokasikan setiap harinya.
Namun, apabila ketergantungan terhadap gawai sudah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari anak, Ratih menyarankan orang tua untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog.
Baca juga: Menkomdigi: Pembatasan Media Sosial Anak Akan Dibahas Lebih Lanjut
Menurutnya, dampak penggunaan gawai yang berlebihan dapat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan anak dan remaja.
Berbagai studi ilmiah mengungkapkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan memberi dampak dalam berbagai aspek kehidupan anak dan remaja.
Secara fisik, anak dapat mengalami kelelahan mata, kesulitan tidur, dan kurangnya aktivitas fisik yang dapat menyebabkan masalah kesehatan lain.
Di sisi perkembangan emosi, lanjutnya, penggunaan gawai yang berlebihan dapat memicu kecemasan, stres, serta kesulitan dalam mengatur emosi.
Dari sisi sosial, anak juga bisa mengalami gangguan perkembangan bahasa dan keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain.
“Penggunaan gawai berlebihan juga dapat membuat anak mengalami penurunan prestasi akademik di sekolah,” tandas Ratih Ibrahim.
Baca juga: Gigi Anak Bisa Keropos Akibat Susu Kental Manis, Ini Penyebab dan Solusinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.