Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, Bakteri Usus Pemicu Kanker Kolorektal

Kompas.com - 17/08/2013, 17:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber FOXNews

KOMPAS.com — Kanker usus besar atau kolorektal diketahui merupakan salah satu jenis kanker yang dipicu oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti makan berlemak, kurang serat, kurang minum, dan jarang bergerak. Namun dua studi baru menemukan, kanker ini juga dipicu oleh bakteri tertentu.

Kedua studi yang dipublikasi dalam jurnal Cell Host & Microbe tersebut mengungkap, tipe bakteri yang dapat ditemukan di mulut ini sangat dapat memicu serangan kanker kolorektal dengan memanipulasi respons imun tubuh.

Para peneliti studi menekankan pada spesies bakteri tertentu yang disebut dengan Fusobacteria nucleatum. Mereka sebelumnya menemukan, jumlah bakteri tersebut banyak di dalam mulut pasien kanker kolorektal. Namun, mereka belum dapat memastikan apakah bakteri ini merupakan penyebab dari kanker.

Dalam studi pertama, para peneliti menemukan, Fusobacteria pada tumor jinak di usus dapat meningkatkan potensi tumor tersebut menjadi kanker. Mereka pun berpendapat, bakteri itu mungkin berhubungan dengan proses pembentukan awal tumor.

Sementara itu, dalam studi kedua para peneliti melakukan percobaan pada tikus yang sudah direkayasa mengalami kanker kolorektal. Mereka menemukan, Fusobacteria meningkatkan jumlah sel kekebalan tertentu yang disebut sel myeloid. Sel tersebut dapat masuk ke dalam tumor dan mempercepat pembentukan kanker.

Usus merupakan tempat ditemukannya triliunan bakteri yang sebenarnya dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Bakteri memengaruhi sistem imun tubuh yang membantu penyerapan sari-sari makanan.

Biarpun demikian, bakteri-bakteri ini terkadang juga bisa memicu penyakit sehingga para pakar mengategorikan bakteri usus menjadi bakteri "baik" dan "jahat".

Para peneliti percaya temuan mereka dapat memberikan dasar diagnosis dan pengobatan penyakit yang lebih baik.

"Fusobacteria mungkin dapat memicu kanker usus, namun yang lebih penting adalah penemuan cara baru untuk menghentikan pertumbuhan tumor dan penyebarannya," pungkas mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau