"Penemuan senyawa kimia yang benar-benar baru memang sangat jarang. Penemuan ini menambah bukti dari penemuan-penemuan sebelumnya yang menyatakan bakteri laut memang unik secara genetik dan kimiawi," ujar ketua peneliti dan profesor kelautan Dr William Fenical.
Para peneliti mengatakan, struktur kimia dari Anthracimycin tidak seperti antiobiotik pada umumnya. Anthracimycin mampu membunuh bakteri gram positif seperti Staphylococci, Enterococci, dan Streptococci yang sebelumnya telah dinyatakan resisten terhadap antibiotik.
Dengan menemukan struktur senyawa yang berbeda dari mikroorganisme, para peneliti berharap bisa mengembangkan obat baru yang lebih efektif untuk melawan bakteri gram-negatif, seperti Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik methicillin.
Resistensi antibiotik meningkat beberapa waktu terakhir sehingga menyulitkan pengobatan, terutama untuk infeksi penyakit yang mengancam jiwa. Penggunaan antibiotik yang sudah relatif lama yaitu sejak tahun 1940-an, menyebabkan bakteri mampu beradaptasi dan membentuk resistensi terhadapnya.
Kendati resistensi Staphylococcus aureus terhadap antibiotik methicillin merupakan kasus yang paling buruk, namun resistensi bakteri gram negatif lainnya berpotensi menjadi lebih buruk di tahun-tahun mendatang. Karena itu, para peneliti terus berusaha untuk menemukan sumber baru antibiotik guna mengatasi masalah ini.
Mungkin tidak ada yang lebih mencemaskan dari resistensi bakteri terhadap antibiotik. Namun bakteri antraks, yang kerap digunakan sebagai "senjata biologis" juga merupakan ancaman kesehatan yang nyata.
Antraks, penyakit berbahaya satu ini disebabkan oleh infeksi bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis. Infeksi antraks baru menimbulkan gejala tujuh hingga 42 hari setelah terinfeksi.
Menurut Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), antraks terdiri dari tiga tipe: menyerang kulit, pernapasan, dan pencernaan. Ketiganya tidak dapat ditularkan melalui manusia ke manusia, kecuali melalui hewan ke manusia, atau kontak langsung dengan spora bakterinya.
Meski kabarnya sudah ditemukan vaksinasi untuk antraks, namun hingga kini vaksinasi tersebut belum tersedia untuk umum. Penemuan antibiotik baru yang efektif melawan antraks mungkin menjadi harapan baru untuk menanggulangi penyakit ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.