Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2013, 17:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com -
Meski terlalu banyak bekerja diketahui meningkatan kadar stres seseorang, namun ternyata bekerja dalam jam lebih pendek juga tidak lebih mengurangi stres.

Sebuah studi baru menemukan, orang yang bekerja pada jam yang lebih sedikit per minggunya memiliki kadar stres yang lebih tinggi daripada mereka yang bekerja lebih lama. Para peneliti mengatakan, mengurangi jam kerja tidak memiliki dampak signifikan terhadap pekerjaan secara keseluruhan dan kepuasan hidup seseorang.

Untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, para peneliti asal Korea menganalisa tingkat kebahagian sejumlah peserta dengan jam kerja yang bervariasi. Studi tersebut dilatarbelakangi oleh kebijakan baru yang melarang orang untuk bekerja di hari Sabtu. Sehingga jam kerja yang biasanya rata-rata 44 jam per minggu menjadi hanya 40 jam.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Kebijakan tersebut sejatinya bertujuan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat, memperbaiki industri hiburan, dan mengurangi efek negatif dari terlalu banyak bekerja. Diketahui, terlalu banyak bekerja merupakan salah satu faktor penyebab berkurangnya produktivitas dan tingginya kecelakaan kerja.

Sementara itu, menurut para peneliti kebijakan tersebut tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana jam kerja mempengaruhi kesejahteraan pekerja. Dan mereka mengklaim studi ini merupakan studi pertama yang mempelajari dampak pengurangan jam kerja pada kesejahteraan individu maupun keluarga.

Penulis studi Dr Robert Rudofl menemukan, kebijakan ini lebih disambut baik oleh pekerja wanita daripada pria. Ini karena dalam budaya Korea, wanita memiliki tanggung jawab lebih besar pada pekerjaan rumah tangga. Sehingga waktu kerja yang lebih pendek dapat lebih memudahkan mereka.

Baca juga: Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Muhammadiyah: Hanya Hitungan Bulan, Harus Dikembalikan Lagi

Kendati demikian, para peneliti tidak menemukan adanya dampak positif yang signifikan pada pekerjaan dan kepuasan hidup dengan adanya pengurangan jam kerja. Ini karena pengurangan jam kerja tidak diikuti dengan pengurangan tuntutan pekerjaan.

Maka dengan kata lain, pekerja butuh menyelesaikan tuntutan pekerjaannya dalam waktu yang lebih singkat. Inilah yang membuat kadar stres lebih meningkat.

"Studi ini membuktikan bahwa teori yang mengatakan jam kerja panjang membuat stres itu salah. Karena jam kerja pendek justru membuat intensitas pekerjaan makin tinggi dan stres lebih meningkat," pungkas Rudolf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Benarkah Asam Urat adalah Gejala Gagal Ginjal? Ini Jawaban Dokter

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

10 Manfaat Konsumsi Daun Sirih, Apa Saja?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

[KLARIFIKASI] Tidak Benar AC Masjid Meledak dan Tewaskan 20 Orang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

40 Balasan Ucapan Selamat Idul Fitri Biar Tak Hanya Jawab “Sama-sama”

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Cek fakta

INFOGRAFIK: Hoaks Subsidi Elpiji 3 Kg Akan Diganti Bantuan Uang, Simak Faktanya

api-1 . CONTEXT-PERSON
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 4 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

4 Negara dengan Nilai Tukar Rupiah Tinggi, agar Bisa Liburan Murah ke Luar Negeri

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Desember 2024

api-1 . CONTEXT-EVENT
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Penyanyi Titiek Puspa Meninggal Dunia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Bloomberg: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Ramai Isu Gaji PNS Naik 16 Persen di 2025, Ini Penjelasan BKN

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

Jadwal Timnas U17 Indonesia Vs Afghanistan, Misi Sapu Bersih Garuda Asia

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Presiden Prabowo di Turkiye: Saya Nyapres 4 Kali, Kalah 3 Kali, Saya Percaya Demokrasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau