Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2013, 10:03 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com — Ini adalah saran dari para ahli kesuburan. Berkeluarga sebelum usia 35 akan lebih baik bagi kaum Hawa terkait kondisi kesuburan dan sel telur, yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan memperoleh keturunan. 

Para ahli medis dan kesuburan di Inggris belum lama ini menyatakan, para wanita sebaiknya berpikir bahwa merencanakan keluarga bukan sekadar menunda kehamilan, melainkan juga memperhitungan risiko akibat penundaan itu.

Saat ini mayoritas wanita di Inggris menunda kehamilan dengan alasan karier atau kemantapan finansial. Data British Science Festival menunjukkan, setengah dari jumlah bayi yang lahir saat ini memiliki ibu berusia 30-an atau lebih tua. Beberapa wanita bisa dikatakan beruntung baru bisa hamil saat berumur 40 atau 50 tahun.

Padahal, bayi yang lahir dari wanita berusia 30-an mengalami banyak masalah dibanding ibu yang lebih muda. Memasuki usia lebih dari 35 tahun, kesuburan menurun drastis. Kondisi ini juga tak bisa diatasi dengan teknik bayi tabung in vitro fertilization (IVF) yang mensyaratkan sel telur dalam kondisi baik.

Data British Fertility Society menunjukkan, hanya satu dari empat wanita yang memiliki anak dengan teknologi IVF di usia lebih dari 35 tahun. Padahal, teknologi ini digunakan 40.000 wanita. Teknologi ini juga tidak bisa menggaransi lahirnya sepasang anak.

Wanita yang hamil di usia tua menghadapi berbagai risiko, baik bagi diri maupun janin yang dikandungnya. Ibu yang berusia tua berisiko lebih besar mengalami keguguran. Mereka juga lebih berisiko menjalani kehamilan yang sulit dan memiliki bayi dengan berat badan rendah atau prematur.

Risiko keguguran pun dua kali lebih besar bagi wanita berusia lebih dari 35 tahun. Kualitas sel telur yang menurun menyebabkan anak mereka lebih mungkin menderita down syndrome dan kesalahan genetik lainnya.

Umur yang bertambah juga membuat wanita lebih berisiko terkena radang sendi, depresi, kanker, dan serangan jantung saat membesarkan anak.

Menurut Prof Mary Herbert, salah seorang ahli kesehatan reproduksi, fakta ini mengantarkan satu pesan penting. "Karier tidak seharusnya menjadi alasan. Tidak ada pekerjaan yang semakin tidak sibuk seiring waktu," kata dia.

Selain alasan karier dan finansial, beberapa ahli berpendapat, penundaan hamil dikarenakan pesan yang tak berimbang terkait manfaat kontrasepsi. Alat kontrasepsi sebetulnya tak hanya untuk menunda kehamilan, tetapi juga merencanakan sebuah keluarga. Termasuk juga, kapan memiliki anak.

"Wanita tampaknya tidak menyadari risiko menunda kehamilan. Padahal jika nanti melihat ke belakang, rasa sesal akan menghantui. Rencanakan keluarga dengan kontrasepsi," kata dokter ahli reproduksi IVF, Jane Stewart, dari Newcastle Fertility Centre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau