Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2014, 15:44 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com — Industri pernikahan tak hentinya menggelar pameran dan permintaan jasa terkait pernikahan juga tak kunjung padam. Jumlah orang menikah setiap tahunnya juga tak pernah berkurang, meski angka perceraian juga tak sedikit.

Namun, kondisi di Amerika menunjukkan, angka pernikahan cenderung menurun. Salah satu faktornya, generasi milenium yang lahir antara 1979 dan 2000 cenderung menunda untuk menikah hingga usia makin matang. Apa sebabnya?

Pakar psikologi konsumen spesialisasi industri gaya hidup dan pernikahan, Liene Stevens, mengatakan bahwa 83 persen pasangan masa kini atau mereka yang berasal dari generasi milenium atau generasi Y menunda pernikahan bukan karena tidak menganggap hal itu penting.

"Mereka justru sangat menghargai pernikahan. Karena terlalu menghargai, mereka menunggu usia semakin matang untuk menikah," papar Liene.

Menurutnya, 40 persen generasi milenium di Amerika tumbuh dari keluarga yang tak utuh. Efek perceraian memengaruhi orang-orang generasi ini. Kondisi inilah yang membuat orang dewasa muda masa kini cenderung menunggu lebih lama untuk menikah, menghindari kondisi yang terjadi pada pernikahan orangtua mereka.

Lebih dari 80 persen orang dewasa muda generasi milenium meyakini bahwa mereka akan menikah sekali seumur hidup. Adapun 90 persen yakin bahwa pasangan yang langgeng pernikahannya adalah "pahlawan" dan bisa menjadi contoh baik bagi orang lain.

Orang yang menikah pada usia 30 tiga kali lipat punya kesempatan memiliki pernikahan yang langgeng dibandingkan mereka yang menikah pada usia di awal 20-an.

Memahami pasangan sebelum menikah menjadi penting bagi orang dewasa muda generasi milenium. Biasanya mereka menjalani hubungan serius tiga tahun atau lebih. Mereka ingin memastikan tidak membuat keputusan keliru dalam memilih pasangan hidup. Dampak dari pola ini, Liene mengatakan, sebuah riset baru menunjukkan bahwa angka perceraian diperkirakan turun 20 persen dalam 15-20 tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau