Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolesterol Normal, Bukan Jaminan Bebas Penyakit Jantung Koroner

Kompas.com - 23/09/2014, 17:21 WIB

Sering kita mendengar berita orang - orang di sekitar kita meninggal mendadak ketika sedang bekerja, berolahraga atau beraktivitas yang lain, misalnya ketika tidur. Setelah ditelusuri, ternyata mereka terkena serangan jantung dan merupakan pembunuh nomor satu di dunia.

Jantung adalah organ paling vital dalam tubuh kita, bertugas memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan membawa nutrisi dan oksigen serta kembali ke paru-paru dan jantung untuk membawa sampah metabolisme. Jantung kita tidak berhenti/ beristirahat, meskipun kita sedang tidur.

Dalam menjalankan fungsinya itu, jantung dibantu banyak pembuluh darah di seluruh tubuh dan pembuluh utama di organ jantung yang menyerupai mahkota/corona, sehingga disebut pembuluh koroner jantung. Jika terjadi gangguan pada pembuluh koroner/tersumbat inilah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner (PJK).

Sebenarnya serangan jantung tidak datang secara tiba - tiba, namun pada umumnya tidak disertai dengan gejala awal yang mencurigakan sehingga disebut serangan mendadak yang mematikan (suddent death).

Dalam banyak kasus gejala atau tanda bahaya itu hanya bisa disibak oleh mereka yang teratur melakukan pemeriksaan kesehatan atau check up yang sifatnya preventif, untuk melihat risiko gangguan kesehatan walaupun tanpa disertai keluhan kesehatan dari diri Anda.

Pentingnya Pemeriksaan Apo B dan hs - CRP

Kolesterol tinggi bukan satu - satunya penyebab PJK. Kadar lemak yang tinggi memang merupakan salah satu faktor risiko PJK, namun dalam kenyataannya ternyata cukup banyak kasus PJK meski kadar lemak normal.

Fakta yang terjadi adalah 1 dari 3 kasus serangan jantung terjadi pada orang dengan kadar kolesterol normal. Mengetahui kadar kolesterol konvensional (Kolesterol Total, Kolesterol LDL - direk, Kolesterol HDL, Trigliserida) tetap diperlukan, namun ada pemeriksaan lain yang dapat melengkapi penilaian risiko PJK yaitu Apo B dan hs-CRP.  

Apo B bermanfaat untuk meningkatkan prediksi risiko PJK, karena semakin tinggi kadar Apo B, semakin tinggi kemungkinan terjadinya risiko penyumbatan pembuluh darah, walaupun kadar LDL normal.

Hs-CRP bermanfaat untuk meningkatkan prediksi terjadinya penyakit jantung karena proses aterosklerosis (penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah) yang juga ditandai dengan adanya proses peradangan. Pemeriksaan hs-CRP ini bermanfaat untuk menentukan risiko kardiovaskular pada individu sehat.

Selain pemeriksaan laboratorium, beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik seperti EKG, Treadmill dan pemeriksaan imaging lainnya dibutuhkan dalam mendiagnosis penyakit jantung koroner.

Tips Terhindar dari Penyakit Jantung

Di samping rutin check up, mulailah dengan membuat pilihan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko serangan jantung, diantaranya makan 5 porsi buah dan sayuran tiap hari. Hindari makanan berkadar garam tinggi seperti makanan yang diawetkan, makanan cepat saji dan makanan beku.

Jangan lupa meningkatkan asupan serat, mengkonsumsi setidaknya 2 porsi ikan kaya omega 3, membatasi alkohol, membatasi makanan yang kaya lemak, menghentikan kebiasaan merokok, memperbanyak aktivitas fisik, relaksasi dan tertawa, dan melakukan pemeriksaan laboratorium dan tekanan darah secara berkala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com