KOMPAS.com - Gaya hidup moderen yang kurang olah raga, senang makan enak dan sering terkena stres memicu timbulnya berbagai penyakit serius seperti jantung koroner.
“Dulu penyakit jantung koroner ini dialami oleh mereka berusia 60-an tahun. Belakangan ini semakin sering usia 30 dan 40-an tahun terkena penyakit jantung koroner. Gaya hidup menyebabkan orang usia muda terkena penyakit ini . Padahal penyakit ini sangat mudah dicegah dengan gaya hidup sehat,” ujar Dr. Daniel Tanubudi, SpJP, ahli penyakit jantung dari Eka Hospital, BSD, Tangerang.
Serangan jantung muncul dengan gejala rasa tertekan beban berat di dada kiri, panas, mual dan muntah. Rasa sakit itu menjeler ke leher, bahu, lengan kiri. “Penderita juga bisa mengalami nyeri di ulu hati seperti sakit maag. Keluar juga keringat dingin,” katanya.
Dalam keadaan seperti ini, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. “Jangan buang waktu. Saat terkena serangan jantung, pasokan oksigen dan nutrisi untuk seluruh tubuh berkurang. Kalau buang waktu, semakin banyak otot jantung yang hilang kemampuannya dalam memompa darah. Pasien menjadi mudah lelah saat berjalan sedikit saja,” katanya.
Ketika ini sudah terjadi, pilihan yang tersedia untuk pasien bisa berupa operasi bypass seharga lebih dari 100 juta rupiah. “Bisa pula mendapatkan kateterisasi, prosedur invasif memasukkan selang di pembuluh jantung. Bagian pembuluh yang tersumbat diberi balon agar penyumbatan terdesak. Kemudian jantung dipasang sten,” ungkap Dr. Daniel. Satu sten harganya berkisar 40-50 juta.
Daripada menghabiskan uang ratusan juta rupiah untuk penyakit jantung, lebih baik melakukan pencegahan yang tak membutuhkan biaya sama sekali. “Berhentilah merokok, jaga tekanan darah tetap normal, hindari kegemukan dan diabetes. Jangan malas berolah raga,” ujarnya.
Dr. Daniel menyadari sangat sulit menyadarkan orang yang berisiko tinggi kena serangan jantung untuk mulai hidup sehat. “Mereka mungkin sekarang belum terkena. Lima atau 10 tahun lagi mereka bisa kena serangan jantung. Bila sudah terkena, lebih mudah bagi mereka untuk berhenti merokok dan mengatur pola makan lebih sehat,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.