Studi global mengungkapkan, Chad dan Sierra Leone, keduanya di Afrika, "memiliki" diet terbaik karena mengandung banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Sebuah penelitian yang menilai kualitas diet di seluruh dunia menemukan kenaikan jumlah konsumsi buah dan sayuran di seluruh dunia. Namun, kenaikan ini tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi junk food.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan The Lancet Global ini menilai kualitas diet di 197 negara, yang meliputi hampir 4,5 miliar orang dewasa atau sekitar 90 persen dari populasi global.
Antara tahun 1990 dan 2010, peneliti menemukan peningkatan kualitas dalam pola makan di negara yang berpenghasilan tinggi dengan melakukan sedikit pengurangan pada konsumsi makanan yang tidak sehat dan meningkatkan asupan makanan sehat, seperti buah dan sayuran.
"Meskipun demikian, orang-orang yang tinggal di berbagai negara maju dan kaya, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa Barat, Australia, dan Selandia Baru, masih memiliki diet berkualitas termiskin di dunia. Hal ini disebabkan negara tersebut mengonsumsi makanan tidak sehat tertinggi di seluruh dunia," kata para peneliti.
Sebaliknya, beberapa negara di sub-Sahara Afrika dan beberapa negara di Asia, seperti Tiongkok dan India, telah mengalami perbaikan dalam kualitas makanan mereka selama 20 tahun terakhir.
Menurut studi tersebut, 10 negara dengan pola makan tersehat adalah Chad, Sierra Leone, Mali, Gambia, Uganda, Ghana, Pantai Gading, Senegal, Israel, dan Somalia.
Sementara itu, negara yang pola makannya kurang sehat adalah Armenia, Hongaria, Belgia, Republik Chechnya, Kazakhstan, Belarus, Argentina, Turkmenistan, Mongolia, dan Slowakia.
Sebagai bagian dari studi ini, tim peneliti internasional menganalisis data konsumsi 17 item makanan utama dan nutrisi yang berkaitan dengan obesitas dan penyakit utama, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan kanker.
Mereka melihat perubahan dalam diet antara tahun 1990 dan 2010 pada negara-negara di seluruh dunia. Mereka melihat tiga pola diet yang berbeda dan memberikan masing-masing skor. Yang pertama didasarkan pada 10 item makanan sehat: buah, sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan, kacang-kacangan dan biji-bijian, susu, jumlah asam lemak tak jenuh ganda, ikan, omega-3, dan serat makanan.
Yang kedua adalah diet yang tidak menguntungkan berdasarkan tujuh item yang tidak sehat: daging yang belum diolah, daging olahan, minuman manis, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, dan garam.
Yang ketiga adalah pola diet secara keseluruhan berdasarkan semua 17 kelompok makanan. Para peneliti menilai perbedaan menurut negara, usia, jenis kelamin, dan pendapatan nasional, serta memberikan masing-masing negara skor antara 0-100, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan diet sehat.
Mereka menemukan negara berpenghasilan tinggi memiliki makanan yang lebih sehat dibandingkan negara yang berpenghasilan rendah, dengan 2,5 poin lebih tinggi dari rata-rata.
Namun, secara keseluruhan, mereka memiliki diet secara substansial lebih buruk karena asupan yang lebih tinggi berasal dari makanan yang tidak sehat, rata-rata perbedaan bernilai -33 poin. (Monica Erisanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.