Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2015, 11:00 WIB

TANYA:
 
Menangapi ulasan dokter dalam Ruang Konsultasi Gizi bertajuk "Pola Diet Cegah Penyakit Gout", terbitan Rabu, tangal 19 Februari 2014. Dokter, mangapa cokelat dikatagorikan dalam makanan rendah purin?

Dalam penjelasan yang lain ahli gizi malah mengkatagorikan cokelat sebagai makanan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi, karena umumnya cokelat mengandung teobromin yang sangat tinggi kadar purinnya. Mohon penjelasan sehingga tidak membingungkan pembaca. Atas perhatian dan jawabannya saya mengucapkan terima kasih
Jonathan (52), Tangerang Selatan
 
JAWAB:

Terima kasih kembali pak Jonatan atas pertanyaannya
Jika membaca artikel tentang cokelat apakah dapat diberikan untuk penderita gout atau tidak, memang banyak sekali kesimpang siuran. Saya akan menjelaskan mengapa cokelat dikategorikan sebagai rendah purin sehingga cukup aman dikonsumsi oleh penderita gout.

Cokelat merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung antioksidan seperti senyawa fenolic (termasuk asam fenolic, katekin, epikatekin dan proanthocyanidin), polymeric fenolic yang tidak larut dan methylxanthine (seperti kafein, theobromine dan theofilin). Jadi coklat sendiri tidak mengandung purin. Coklat dikaitkan dengan asam urat karena kandungan theobromine yang ada di dalamnya.

Apa itu theobromine ? Theobromine merupakan jenis xanthine (dalam hal ini methylxanthine) yang ditemukan pada cacao dan memiliki struktur kimia yang hampir menyerupai kafein. Keuntungan dari xanthine yang terdapat dalam cacao tidak mempunyai hubungan dengan metabolisme purin baik anabolik maupun kataboliknya pada manusia (dapat dibaca dalam tulisan Rafael Franco, Nutrients 2013,5,4159-4173.

Dengan demikian theobromine yang sering dikhawatirkan sebagai pencetus asam urat karena dalam jalur metabolismenya akan menghasilkan banyak xantin oksidase yang membentuk asam urat ternyata tidak terjadi jika bersumber dari cacao.

Hal senada juga ditulis dalam beberapa penelitian (antara lain yang dilakukan oleh Kela, dkk juga oleh Felix Grases, Adrian Rodriguez & Antonia Costa-Bauza dalam journal.pone october 21, 2014) dikatakan bahwa methylxanthine juga memiliki efek menghambat kerja xantin oksidase sehingga terjadi penghambatan pada proses nukleasi dan pembentukan kristal asam urat.

Selain berbagai keuntungan yang disebutkan diatas, ternyata cokelat juga memiliki banyak keuntungan bagi penderita gout :

- Kandungan flavonoid dan procyanidin yang mempunyai efek antioksidan dan antiinflamasi yang kuat, sehingga mengurangi nyeri dan rasa sakit yang terjadi pada penderita gout (seperti yang ditulis oleh Dr Steven Warren, pada “Flavonoid Research”)
       
- Kandungan epicatekin yang merupakan antioksidan kuat juga akan mencegah serangan gout yang berikutnya.

Namun dari semua keuntungan cokelat bagi penderita gout yang sebenarnya membuat kekhawatiran mengkonsumsi cokelat karena :
- Cokelat sering dikemas dalam bentuk camilan yang tinggi kalori karena sering dalam bentuk cokelat susu. Kalori yang tinggi akan membuat seseorang berkembang menjadi lebih gemuk dan gemuk tentunya akan memperburuk kondisi gout.

- Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa efek theobromine cacao dalam tubuh juga tergantung dari kadar dan bioavailabitas dari theobromine itu sendiri (dapat dibaca dalam tulisan Cheng Chen Meng, Abbe Maleyki Mhd Jalil dan Amin Ismail; Molecules 2009, 14, 200-209). Jadi sifatnya sangat individual.

Oleh karena itu jika penderita gout dengan mengkonsumsi cokelat dan merasa keluhan nyeri atau kondisi gout menjadi lebih berat maka sebaiknya dihindari, walaupun cokelat termasuk dalam rendah purin

Demikian penjelasan dari Saya, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau