Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2015, 11:50 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Kegemukan dan perut buncit menjadi sebuah fenomena yang tak pernah redup diperbincangkan. Tetapi, sebenarnya apa sih perbedaan gemuk dan buncit?

Secara umum, istilah gemuk dipakai untuk kelebihan berat badan. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), gemuk dapat dikategorikan overweight dan obesitas. Dikatakan overweight apabila IMT 23-24.9 kg/m2 dan obesitas apabila IMT sudah lebih dari 25 kg/m2 (klasifikasi untuk Asia Pasifik).

“Dalam pandangan awam kelihatan sama-sama gemuk, tapi mungkin agak gemuk dan gemuk sekali. Ditinjau dari komposisi tubuh, kegemukan merupakan kondisi dimana massa lemak terdapat dalam jumlah berlebihan,” jelas dr. Wiji Lestari, SpGK, dari RS Permata, Depok.

Sementara yang dimaksud buncit adalah kegemukan di perut. Lemak di daerah ini menggambarkan jumlah massa lemak viseral. Massa lemak viseral inilah yang berhubungan erat dengan risiko penyakit metabolik, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah. Nah, sudah jelas kan, perbedaan gemuk dan buncit?

Masalahnya kemudian, kenapa kegemukan dan perut buncit bisa terjadi? “Utamanya akibat ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran kalori. Dalam hal ini, kalori yang masuk lebih besar dari kalori yang digunakan sehingga disimpan sebagai lemak dalam tubuh.”

Tentu kita perlu mewaspadai risikonya. Kegemukan meningkatkan berbagai risiko penyakit, di antaranya jantung, stroke, diabetes, persendian, dan masih banyak lagi. Hal ini karena lemak yang berlebihan dalam tubuh mengeluarkan zat-zat “peradangan” sehingga orang gemuk sesungguhnya berada dalam kondisi “radang kronik”.

Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, perlu upaya agar berat badan normal bisa tercapai bagi yang gemuk serta buncit ini.

“Solusinya adalah dengan menjaga keseimbangan asupan makan dan aktivitas fisik. Selalu menerapkan pola makan yang seimbang dan sehat serta olahraga seumur hidup. Tujuan jangka panjangnya untuk meraih hidup sehat. Jadi tidak hanya menyasar tujuan jangka pendek, yaitu sebatas untuk menurunkan berat badan,” paparnya.

Bagi yang overweight, secara umum penurunan berat badan yang optimal adalah 0,5-1 kg per minggu. Hal ini untuk menghindari rebound. Penurunan berat badan bisa saja dianjurkan lebih dari itu atau kurang dari itu bila ada indikasi medis tertentu. Karena itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli. (NOVA/Hilman Hilmansyah)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+