Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2016, 19:55 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, konsumen kini semakin kritis ketika memilih minuman dalam kemasan.

Hal ini mendorong produsen minuman (termasuk produsen minuman soda) memroduksi minuman ringan lain berlabel sehat. Ada minuman soda yang ditambah vitamin, mineral dan ada minuman berkarbonat dipasarkan dengan label "sparkling", sehingga kelihatannya lebih natural.

Ada juga minuman berkarbonat bebas kafein, bebas kalori, ditambah berbagai rasa menggoda seperti ceri, vanila, stroberi, bluberi, mangga, jeruk, lemon dan lain sebagainya.

"Pelaku industri minuman percaya bahwa minuman-minuman itu, termasuk minuman ringan berkarbonat, termasuk bagian dari gaya hidup sehat," kata Tracey Halliday, juru bicara American Beverage Association.

 

Sehatkah minuman ringan gaya baru tersebut?

"Mari kita lihat pada pemanis buatan yang digunakan mereka, sekalipun produknya ditambah vitamin dan mineral. Itu tidak natural dan tidak sehat," jelas Marion Nestle, profesor bidang nutrisi New York University dan penulis buku What to Eat.

"Agak konyol memasarkan minuman ringan sebagai produk yang sehat, tapi konsumen ingin makanan dan minuman yang terlihat sehat dan produsen perlu meningkatkan penjualan mereka," katanya lagi.

Dan sebenarnya, kebanyakan konsumen tidak membutuhkan tambahan vitamin atau mineral seperti yang ada dalam produk-produk tersebut.

 

Diet vs Reguler

Konsumen berpaling dari produk minuman soda setelah para peneliti mengaitkannya dengan obesitas. Ditambah lagi, sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa soda diet bisa membantu menurunkan berat badan.

Bahkan, masih menurut Nestle, ada satu penelitian yang mengungkapkan bahwa soda diet kerap digunakan sebagai alasan untuk mengonsumsi lebih banyak kalori.

Meski demikian, para ahli setuju soda diet masih lebih baik daripada soda reguler yang sarat gula.

"Silakan nikmati soda diet sesekali, selama Anda tidak menggunakannya sebagai alasan makan lebih banyak. Jangan berpikir bahwa karena Anda minum minuman rendah atau nol kalori, lantas boleh makan sepotong besar kue tart. Padahal, makan utama Anda sudah mencukupi," kata Nestle.

Sedangkan peneliti dari University of Vermont, Rachel Johnson, PhD, RD, menyarankan agar Anda lebih memilih minuman yang tidak hanya menghilangkan haus tapi juga mengandung nutrisi alami yang dibutuhkan tubuh seperti jus murni atau susu rendah lemak.

 

Kalori cair dan rasa lapar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau