KOMPAS.com - Rahasia kehidupan seks yang hebat dan sering ternyata ada pada tipe kepribadian. Studi baru membuktikan hal tersebut.
Studi baru di Journal of Research in Personality menemukan pasangan yang istrinya ramah, baik, simpatik dan terbuka pada hal-hal baru ternyata cenderung berhubungan seks lebih sering. Tetapi, tak ada ciri kepribadian suami yang berhubungan dengan seberapa sering pasangan berhubungan seks. Kendati tipe kepribadian mereka dapat memprediksi kepuasan.
Jika suami atau istri bersikap neurotik (moody dan cemas), mereka kurang menikmati seks. Pria lebih puas jika mereka kurang terbuka pada skala personalitas Big Five. Sementara kepribadian istri atau suami mempengaruhi kebahagiaan kehidupan seks mereka, kepribadian pasangan mereka tampaknya tidak mempengaruhi pengalaman mereka di kamar tidur.
Hasil penelitian ini lebih kuat dibandingkan penelitian lain karena tak hanya mengandalkan memori peserta tetapi juga meminta mereka membuat buku harian real time kehidupan seks mereka selama dua minggu. (Peneliti mengumpulkan data dari beberapa penelitian).
Frekuensi hubungan seks ditentukan berdasarkan respons 278 pasangan. Kepuasan hubungan seks ditentukan dari laporan pengalaman 218 pasangan. Semua pasangan tidak menikah lama. Paling cepat baru menikah empat bulan. Semua peserta heteroseksual dan berusia antara 20 dan 30-an.
Seperti penelitian yang lain, studi ini menemukan bahwa wanita adalah "penjaga gerbang" seks.
"Rata-rata wanita menginginkan seks kurang dari pria. Masuk akal wanita cenderung mengontrol frekuensi hubungan seks," kata peneliti Andrea L. Meltzer, PhD, asisten profesor psikologi dari Florida State University.
Sepanjang waktu terdapat perbedaan antar pasangan mengenai banyaknya mereka menginginkan sesuatu. Seorang yang menginginkan lebih sedikit cenderung lebih berkuasa menentukan.
Meltzer juga mengatakan peneliti tidak tahu mengapa asosiasi seperti itu muncul. Belum juga terlihat implikasi jelas dari penemuan itu.
Ada beberapa hal lain yang tidak terungkap dalam penelitian. Seperti misalnya, apakah penelitian itu juga berlaku untuk pasangan lebih tua yang menikah selama 20, 30 atau 50 tahun?
"Fase bulan madu adalah fase unik yang biasanya mendukung peningkatan aktivitas seksual," kata Sonjia Kenya, PhD, asisten profesor kedokteran dari University of Miami Miller School of Medicine. "Penelitian ini tidak mewakili pasangan yang lama menikah."
Selain itu ada banyak hal lain yang mempengaruhi kehidupan seks pasangan menikah. Demikian kata Dr Jennifer Wu, seorang dokter kebidanan dari Lenox Hill Hospital di New York City.
"Ada begitu banyak faktor yang menentukan frekuensi hubungan seks : tuntutan pekerjaan, pekerjaan pasangan, seberapa sering mereka pergi dinas luar kota, lalu apakah mereka juga giliran kerja malam," katanya. "Kami sering berbicara dengan pasien mengenai keintiman, seberapa dekat hubungan dengan pasangan, seberapa besar rasa percaya di antara mereka. Hal itu juga menambah kualitas seks," lanjutnya.
Ada juga faktor-faktor yang mungkin lebih cocok untuk pasangan yang lama menikah. Bertambahnya usia biasanya membuat dorongan seks menjadi turun.
"Mungkin ada masalah disfungsi seks pada ria dan segala jenis penyakit kronis mempengaruhi libido, dorongan seks dan kemampuan mendapatkan ereksi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.