Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2016, 21:10 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Duapuluh lima tahun yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia menilai kopi sebagai "mungkin berisiko kanker atau karsinogenik." Sekarang badan ini juga mengatakan, bahwa minuman panas dapat menyebabkan kanker kerongkongan.

Dalam laporan yang diterbitkan Lancet Oncology, Badan Internasional WHO untuk Penelitian Kanker (IARC) mengatakan, kelompok kerja yang terdiri dari 23 ilmuwan telah mengklasifikasikan minuman yang sangat panas pada atau di atas 65 derajat Celcius sebagai minuman berisiko karsinogenik bagi manusia.

Kesimpulan ini didasarkan sebagian pada penelitian yang dilakukan di beberapa negara (termasuk Cina, Turki, dan Amerika Selatan), di mana penduduknya memiliki budaya minum teh yang sangat panas.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa risiko kanker esofagus meningkat pada suhu minuman yang biasa diminum oleh orang-orang di negara-negara tersebut.

IARC juga mengutip penelitian yang dilakukan pada hewan yang menunjukkan, bahwa air panas lebih dari 65 derajat Celcius dapat meningkatkan pertumbuhan tumor.

"Merokok dan minum alkohol adalah penyebab utama kanker esofagus, terutama di negara-negara berpenghasilan tinggi," kata Christopher Liar, Direktur IARC.

"Namun, sebagian besar kasus kanker esofagus terjadi di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika Timur, di mana penduduknya secara teratur minum minuman yang sangat panas. Bagaimana hal ini bisa terjadi, kami masih belum memahami prosesnya."

Juru bicara WHO di Jenewa, Gergory Hartl, mengatakan bahwa klasifikasi ini, baru berdasarkan bukti yang terbatas, dan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Tapi sementara itu, WHO tetap menyarankan agar kita menghindari minum minuman yang terlalu panas. Sebaiknya, biarkan minuman panas mendingin dulu. Setelah itu, silakan Anda menikmatinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com