Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2017, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Definisi soal anak cerdas dan berbakat memang terus berubah. Misalnya saja, beberapa tahun lalu seorang anak yang memiliki nilai IQ di atas 130 dianggap jenius, namun kini parameternya tidak hanya nilai IQ saja. Terkadang orangtua juga tidak objektif dalam menilai kecerdasan anak-anaknya.

Secara umum ada beberapa tanda menonjol seorang anak dikatakan cerdas atau berbakat. Untuk memastikannya memang perlu dilakukan tes oleh psikolog.

Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk melakukan tes bakat dan kecerdasan anak.

- Bila anak menikmati sekolah dan Anda merasa ia sudah cukup tertantang dan terstimulasi, maka tidak ada alasan untuk melakukan tes. Namun, bila anak sering mengeluh sekolahnya terlalu mudah, pertimbangkan untuk menguji kecerdasannya.

- Tes nilai IQ (intelligence quotient) bukan satu-satunya cara untuk menentukan seorang anak berbakat atau tidak, tapi bisa menjadi alat ukur yang berguna. Jika hasilnya sudah diketahui, Anda bisa berbicara kepada guru dan pihak sekolah untuk mendukung proses belajar anak.

- Ada metode tes IQ untuk anak berusia 2-3 tahun, tetapi hasilnya kurang terpercaya. Nilai IQ yang stabil biasanya baru pada anak berusia di atas 4 tahun. Pada dasarnya ada banyak variasi tes IQ sehingga psikolog yang satu belum tentu menggunakan tes yang sama dengan psikolog lain.

- Beberapa tahun lalu, anak yang nilai IQ-nya di atas 130 dianggap cerdas dan berbakat (angka rata-rata adalah 90-110). Saat ini, nilai IQ hanyalah salah satu faktor dari banyak variabel yang perlu dievaluasi untuk menentukan anak berbakat atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau