Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Paranoid dan Skizoid: Duet Maut Mematikan

Kompas.com - 06/12/2023, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com (7/10/2023), memberitakan hasil penyelidikan kasus meninggalnya ibu dan anak di Depok. Korban adalah Grace Arijani Harahap (64) dan David Ariyanto Wibowo (38).

Jenazah ibu dan anak ini ditemukan telah menjadi tulang di kamar mandi rumahnya. Mereka diduga telah meninggal satu bulan sebelumnya.

Baca juga: Psikolog Forensik Sebut Anak yang Ditemukan Tewas Tinggal Tulang di Depok Berkepribadian Skizoid

Berdasarkan penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa mereka bunuh diri. Dokter forensik Rumah Sakit Polri menemukan bahwa keduanya meninggal karena kekurangan oksigen.

Mereka masuk ke kamar mandi ART yang sempit, gelap, dan tidak ada ventilasi, kemudian diduga mereka menyalakan dupa, sehingga kekurangan oksigen.

Hasil penyelidikan psikologi forensik menemukan bahwa kedua korban mengalami gangguan psikologi.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Nathanael Elnadus J Sumampow menyampaikan bahwa David terindikasi menderita depresi dan memiliki kepribadian skizoid; sedangkan Grace memiliki kepribadian paranoid.

Pada peristiwa ini, kepribadian paranoid dan skizoid adalah “duet maut” yang menjadi faktor penyebab munculnya keputusan untuk bunuh diri bersama.

Frasa “kepribadian” yang diletakkan di depan kata skizoid dan paranoid menunjukkan bahwa gangguan ini telah terjadi dalam waktu lama, gejala-gejala selalu muncul, dan lebih bersifat permanen.

Hal ini menunjukkan bahwa kedua korban telah mengalami gangguan psikologi dalam waktu lama. Diduga kondisi ini terjadi setelah suami/ayah korban meninggal.

Lalu, seperti apakah gambaran duet maut kepribadian paranoid dan skizoid?

Kepribadian Paranoid

Seseorang yang memiliki kepribadian paranoid adalah seseorang yang selalu curiga. Pikiran mereka dipenuhi kecurigaan akan segala sesuatu. Hal ini membuat mereka menjadi pencemas dan penakut.

Seseorang dengan kepribadian paranoid akan sulit membangun relasi sosial, karena mudah curiga dengan orang lain.

Mereka takut bertemu dengan orang lain, karena berpikir bahwa orang lain akan berbuat buruk atau berpikir buruk tentang mereka.

Orang dengan kepribadian paranoid perlu bantuan orang lain untuk menunjukkan bahwa kecurigaan mereka kepada orang lain tidak benar.

Orang di sekitar mereka juga perlu menunjukkan sisi-sisi positif di setiap kejadian, seburuk apapun kejadiannya. Hal ini akan membantu mereka melatih berpikir positif.

Kepribadian Skizoid

Kepribadian skizoid dicirikan dengan perilaku suka menyendiri, bersikap dingin, sulit menunjukkan ekspresi emosi, dan tidak tertarik menjalin hubungan sosial.

Hal-hal semacam ini membuat mereka tidak memiliki teman dekat. Pikiran mereka abstrak dan imajinatif; kadang-kadang juga memiliki halusinasi.

Seseorang dengan kepribadian skizoid adalah orang yang peka akan penilaian orang lain terhadap dirinya; mereka mudah malu dan cemas terhadap penilaian orang lain.

Mereka sering merasa orang lain tidak memahami mereka. Hal ini membuat seseorang dengan kepribadian skizoid cenderung mengisolasi diri.

Seseorang dengan kepribadian skizoid membutuhkan bantuan orang lain, agar mereka merasa didukung dan dipahami. Orang di sekitar mereka juga bisa membantu untuk berani “keluar” dan menjalin relasi sosial secara nyata.

Keberadaan seseorang yang sehat secara psikologis itu penting!

Seseorang dengan kepribadian paranoid ataupun skizoid membutuhkan orang terdekat yang sehat secara psikologis.

Melalui orang-orang terdekat yang sehat, para penderita paranoid atau skizoid dapat memperoleh pendampingan atau dukungan; mereka juga dapat ditemani saat mengakses layanan psikologi yang profesional.

Pada kasus meninggalnya Grace dan David, tidak ada orang lain di sekitar mereka. Mereka hanya hidup berdua.

Keduanya menderita gangguan psikologi. Sang Ibu penderita paranoid sehingga selalu curiga, sedangkan sang anak penderita skizoid sehingga mengisolasi diri sendiri. Inilah duet maut yang mematikan.

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seseorang yang sehat secara psikologis di sekitar kita.

Pada taraf yang berbeda-beda, setiap dari kita dapat mengalami tekanan dan gangguan psikologi.

Keberadaan orang terdekat yang sehat secara psikologi akan membantu kita dalam menghadapi dan melewati kondisi yang tidak baik-baik saja tersebut.

Paling tidak, dalam kontribusi yang paling kecil, seseorang yang sehat secara psikologi akan mengingatkan saat kita “menyimpang”.

Jika di dalam rumah atau di dalam keluarga tidak ada orang yang dapat diandalkan secara psikologis, maka peran untuk mendampingi dan mendukung akan sepenuhnya diambil oleh warga, tetangga dan masyarakat di sekitar tempat tinggal.

Pengurus lingkungan seperti pengurus RT atau RW, ataupun kader-kader kesehatan di masyarakat perlu mengambil peran, jika terdapat kasus semacam ini.

Hanya saja masih banyak lingkungan yang menganggap intervensi pengurus lingkungan pada urusan rumah tangga warga sebagai sesuatu yang elok.

Peristiwa ini juga memberi pelajaran bahwa di tingkat apapun, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga negara, setiap orang perlu mengusahakan untuk menjadi seseorang yang sehat sepenuhnya, fisik dan mental.

Menjadi sehat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Kita harus “waras” agar dapat membantu orang lain tetap “waras”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau