Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Waode Fifin Ervina
Dosen

Dosen Magister Imunologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga

Bijak Memilih Makanan Saat Lebaran

Kompas.com - 10/04/2024, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH satu bulan lamanya berpuasa, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita.

Saat berpuasa tubuh melakukan proses detoksifikasi atau proses pembersihan dengan mengeluarkan racun dalam tubuh. Racun tersebut diperoleh dari makanan dan minuman serta radikal bebas dari lingkungan.

Selain itu, manfaat berpuasa adalah tubuh melakukan regenerasi atau memproduksi sel-sel baru sehingga tubuh terlihat lebih segar.

Hal yang sering terjadi saat merayakan hari raya, yaitu perubahan pola makan, baik jenis, jumlah, dan intensitas makanan yang dikonsumsi.

Pada saat Lebaran, umat Muslim menyediakan menu-menu yang menggunggah selera seperti opor ayam, rendang, kari ayam, dan masih banyak lagi. Ditambah dengan menu penutup kue-kue yang rasanya manis.

Tidak hanya itu, kemanapun bersilahturahmi ke rumah keluarga atau kolega, misalnya, selalu dihidangkan menu yang relatif sama.

Dalam sehari, kita bisa mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula 5-7 kali. Hal tersebut tidak salah, hanya saja kita perlu bijak memakan agar tubuh mendapatkan haknya untuk tetap sehat.

Salah satu dampak negatif dari mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti daging-dagingan dan tinggi gula, yaitu perubahan keberagaman bakteri di usus. Perubahan tersebut menyebabkan bakteri jahat lebih dominan dibandingkan dengan bakteri baik.

Implikasinya bagi kesehatan adalah penurunan sistem imun atau daya tahan tubuh, meningkatnya resistensi insulin, terjadinya hipertensi, kolestrol dan sembelit.

Bagi orang sehat hal ini tidak menyebabkan dampak besar. Namun pada orang yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner, dan hiperkolesterolemia akan berdampak signifikan memicu penyakit-penyakit tersebut aktif kembali.

Tentunya hal tersebut sangat tidak diinginkan terjadi saat perayaan hari raya. Oleh karena itu, pentingnya memilih menu makanan dengan bijak.

Bagi orang yang berusia 30 tahun ke atas, perlu berhati-hati dalam memilih makanan. Proses metabolisme tubuh pada orang dengan usia 30 tahun ke atas mengalami penurunan, sehingga mengonsumsi makanan tinggi lemak akan sukar untuk diproses oleh tubuh yang kemudian akan ditimbun menjadi lemak.

Tidak heran jika kebanyakan orang berusia 30 tahun keatas memiliki berat badan berlebih (obesitas).

Telah banyak penelitian membuktikan bahwa usia lanjut dengan riwayat obesitas serta mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi gula mengakibatkan dominasi bakteri jahat di usus.

Dampaknya pada kegagalan kerja organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, otak, bahkan menyebabkan gangguan pada mental. Istilah ini dikenal dengan gut organ axis.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau